Monday, November 30, 2015

Sejuta Hektar eks PLG


“Kamu kenapa menangis?” Ibu mendekat sembari mengusap kepalaku dengan lembut, penuh kasih sayang. Di situlah kami bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu. Percaya deh, kasih sayang pacar itu tidak ada apa-apanya. Kali ah, aku juga gak tahu masalahnya, gak pengalaman pacaran, ketahuan deh. Tapi serius, tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang ibu, karena ibu adalah segalanya. Ibu rela melakukan apapun demi anak-anaknya, ibu berusaha menyayangi dengan adil kedelapan putra-putrinya, tapi tetap, tuduhan tidak adil itu masih sering kulontarkan, meskipun aku sebenarnya tahu kalau ibu tetap berusaha adil. Aku memiliki empat orang kakak dan tiga orang adik yang sangat kusayangi, berbagai macam rintangan kami lewati bersama.
“Ibu, katanya kalau gak sekolah bisa bodoh, ya? Aku gak mau bodoh, Bu.” Aku terus merengek, yang aku tahu saat itu jika tidak mau sekolah nanti jadi orang yang bodoh. Aku tidak memikirkan hal lain, saat itu yang ada di dalam benak adalah ingin sekolah. Aku belum tahu sebetulnya manfaat dari bersekolah itu apa. Ibu tak menjawab, hanya menggeleng sembari tersenyum.
Saat berusia sekitar delapan tahun, saatnya aku masuk kelas tiga sekolah dasar, namun sudah hampir satu bulan kami di sini belum juga mereka mendaftarkan ke sekolah yang baru lantaran belum ada surat pindah dari sekolah yang lama. Namun setelah melewati berbagai rintangan akhirnya bisa bersekolah seperti biasa. Meskipun kurang lebih satu bulan harus bolos, tapi tetap tidak mengurangi semangat. Kami masih diantar ibu, ya maklum, ibu sangat menyayangi anak-anaknya, jadi mana mungkin setega itu melepas anaknya pergi ke sekolah sendirian, sedangkan kami semua belum tahu seperti apa situasi dan kondisi di sekolah yang baru. Kurang lebih satu minggu ibu mengantarkan kami, kemudian di hari-hari selanjutnya aku ke sekolah dengan teman-teman baru. Mereka adalah Dini dan Yanti. Aku menghabiskan waktu bermainku bersama dengan mereka berdua, mereka selalu menjemputku ketika kami mau pergi ke sekolah. Kami bertiga berjalan kaki menuju sekolah yang berjarak kurang lebih tiga kilometer. Lumayan jauh, tapi tidak terasa karena kami berjalan sambil bermain. Bahagia sekali mendapat teman baru. Mereka baik, aku jarang berantem sama mereka. Suatu ketika saat pulang sekolah, hujan turun begitu deras sehingga kami semua basah-basahan, bahkan kami singgah tuh di sungai kecil galian. Bukan sungai alam sihm cuma airnya sangat jernih sekali sampai bisa buat ngaca. Kami juga selfi-selfi bareng sambil monyong-monyongin bibir ke arah sungai yang jernih itu, sehingga anak-anak usia segitu pasti tergoda untuk nyebur apalagi bareng teman-teman. Saat itu belum banyak yang dipikir, boro-boro mikir dunia, yang ada hidup itu indah, beda banget sama sekarang kebanyakan yang dipikirin.
“Kenapa basah kuyup gitu nak?” tanya ibu sedikit bingung, masalahnya di sekitar rumahku hanya hujan rintik-rintik saja, wajar ibu curiga, yang namanya orang tua gak akan tega membiarkan anaknya dalam bentuk apapun, saat keadaan marah sekali pun.
“Hujan Bu,” aku berusaha menjawab sembari senyum-senyum takut.
“Beneran hujan?” tanya ibu masih tidak percaya.
“Iya Bu... iya...  tadi nyebur di sungai kecil sana.” Aku menunjuk ke arah di mana sungai itu berada. Padahal kan memang hujan tapi di sisi lain memang nyebur juga, ya sudah itulah jawabanku. Tapi yang bikin aku bingung, tak sedikit pun ibu memarahi, justru ibu tersenyum menatap tingkahku. Dari situ aku mencoba memahami bagaimana usaha orang tua untuk menyenangkan hati anaknya. Setelah perbincangan panjang tadi aku berlari menuju kamar mandi yang berada di sudut luar rumah kami yang terlihat sangat mungil beralaskan papan dan berdinding kayu seadanya terbuat tanpa atap.
Apapun keadaanya jika disyukuri akan menjadi luar biasa dan itu bukan hanya bisa diucapkan karena memang udah kebukti kok, karena aku rasain hal itu. Aku berusaha menerima apapun yang orang tua berikan pada kami meskipun masing-masing kami memiliki keinginan terpendam. Jelas aku banyak punya keinginan yang tidak bisa kuraih saat itu, banyak hal yang terlewatkan dengan sia-sia atau mungkin memang bukan hakku, jadi aku tidak bisa mencapai target harapanku yang sudah tersusun di dalam daftar keinginan tersebut.
Aku memaksa dan berusaha memahami saat orang tua memutuskan untuk pergi ke Desa Sejuta Hektar PLG, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Kawasan yang dibangun ketika kepemimpinan Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Soeharto kala itu. Kawasan yang sangat diminati oleh berbagai kalangan untuk mencari penghasilan dan mengubah nasib di sini. Bagimana tidak, Bapak Presiden mengunjungi secara langsung tempat ini. Itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di kawasan ini pada masa itu. Kerap sekali tempat ini masuk televisi sehingga kedua orang tuaku sangat berminat untuk pindah ke kawasan ini, dan akhirnya pada tahun 1998 kami semua pindah dari tempat tinggal asal. Ya meskipun kurang lebih saja keadaanya karena masih dalam lingkup kabupaten yang sama. Mungkin mereka berpikir tempat ini akan selamanya seperti kala ditayangkan di televisi, sangat makmur dan sejahtera karena tidak ada pengangguran, banyak sekali lapangan pekerjaan di sini saat itu. Tapi yang terjadi tak seindah yang kami bayangkan. Kami mengalami masa transisi di mana masa itu sangat pahit untuk kami jalani. Kondisi pekerjaan orang tua semakin berantakan. Di tempat semula hanya melanjutkan tapi di tempat baru harus memulai segalanya dari nol, meskipun pekerjaan serabutan tapi tetap tidak sama jika harus memulai dari awal.
Boleh saja kita memilih jalan hidup dengan cara kita tetapi yang menentukan jalanya tetap Allah SWT. Maunya kita pasti yang baik-baik, tidak ada di antara kita tidak mau hal yang baik pasti semua memburu sesuatu yang baik, tapi untuk mewujudkan semua itu tidak gampang dan kebaikan yang kita inginkan belum tentu bisa kita dapatkan dengan  mudah. Alternatifnya ya sabar dan mencoba mensyukuri apa saja yang sudah kita terima, meskipun tidak  mungkin kita secepat itu bersyukur karena kita ini memang sulit untuk mengatakan itu. Segala sesuatu yang terwujud indah melalui proses dan tahapan yang mungkin itu menyedihkan bagi kita. Boleh saja kita tidak mampu memikul beban hidup yang membuat kita hanya bisa nelen ludah dan gak bisa berbuat banyak karena terhimpit keadaan yang memang mesti kita hadapi, tapi jangan lupa kita punya Allah yang siap nolong kita kapan pun dan itu pun  gak ekstra. Karena Allah suka lihat usaha kita. Kita minta sungguh-sungguh dan tidak meragukan kemampuan Allah. Memangnya ada ya yang meragukan Allah? Masa sih Allah sehebat itu masih ada yang meragukan? Ah, banyaklah termasuk saya sendiri. Begini loh, bukan bermaksud ragu sama Allah, tapi kita sendiri tidak yakin dengan apa yang kita minta  sama Allah. Misalkan begini kira-kira, Allah langsung mengabulkan permintaanku  gak ya? Nah, dari situ saja sudah kebaca bagaimana gak yakinnya kita sama Allah. Minta itu jangan ragu, madep mantep sama Allah seperti kata ibu saat menasehatiku, insyaa Allah, Allah bakal kasih entah  itu kapan dan di mana sesuai dengan kebutuhan kita, pasti di waktu yang tepat. Ingat, Allah memberi sesuai dengan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Tapi tetep kita masih sulit buat yakin sama Allah, kita suka gak percaya sama Allah. 
Seperti saat ada yang menyakiti kita pasti ada yang kasih nasehat gini, “Biar Allah yang membalas”. Terus tanpa disadari kita nyeletuk, “Nunggu Allah  mah  lama.” Nah, ada yang  balik nanya lagi, “Lah kalau gak Allah siapa?” Kita sendiri gak punya jawaban ketika ditanya begitu. Ya tetap saja Allah termasuk dengan harta yang kita miliki, susah senang hidup kita tidak lepas dari izin Allah. Intinya miskinnya kita, kayanya kita, sudah diatur sama Allah. “Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Ia kehendaki) mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat” (QS. AR-RAD: 26). Jadi kita syukuri saja apapun yang sudah Allah kasih, dan tujuan kita diciptakan hanyalah untuk menghambakan diri kepada Allah. Akhirat kan lebih kekal daripada dunia, sabar dan nikmati saja  hidup ini dengan terus mendekatkan diri pada Allah. Insyaa Allah ada jalan, seperti lagunya Maher Zain. #sabar_is_the_best

Saturday, November 28, 2015

Untukmu...

Benar...aku tidak tahu diri, seharusnya aku tahu Dan menarik ulur hatiku sebalum semua terlampau jauh Rasa sakit menguasai... Kau tahu.... setiap saat kubaca ulang obrolan kita, sekalipun itu obrolan standar dan biasa2' saja sudah cukup membuat aku bahagia. Aku tidak berani mengganggumu terlalu sering, aku sadar siapa aku dan siapa kamu. Aku hanya bisa tersenyum saat ku tahu kamu baik2 saja. Inilah cinta dalam diamku, bahkan secuek apapun kamu membalas pesanku sudah cukup mengurangi rinduku padamu. Kau tahu....hanya dengan menyebut namamu dalam Do'aku itulah caraku mengikrarkan rasa sayangku. Entah....aku tidak tahu siapa wanitamu, tapi bagiku Kau adalah pria shalehku... Maaf jika diam2 aku mencintaimu, tanpa kau tahu... Maaf jika aku berharap namamulah yang tercatat di lauhul mahfudz untukku. Aku tahu kau tidak pernah peduli terhadap apa yg terjadi padaku termasuk rasa sayang ini...tak mengapa, cukuplah Allah yang maha tahu dengan rasa ini karena sesungguhnya cinta ini dari-Nya....

Friday, November 27, 2015

tentang rasa

Ya Allah sungguh semua tentang Rasa ini dari-Mu, tak Ada kuasaku untuk menanggung rindu ini padanya, kecuali dg menyerahkan ini pada-Mu. Aku menyayanginya ya Robbi...aku hanya mampu memandangnya..dari celah tanpa sepengetahuanya. Karena sungguh Rasa maluku lebih besar Dari Rasa mauku, Aku malu jika harus memandangnya .. Aku malu jika ternyata dia tahu aku memperhatikanya namun di hadapan-Mu Rasa malu itu tergantikan dg Rasa mauku. Aku memintanya pada-Mu yg lebih berhak atas dirinya... Sampaikan padanya,, aku merindukan sosoknya.. Ya ALLAH jaga dia,, jaga pria shalehku...

Tuesday, November 24, 2015

MET MILAD MY SISTER



 Jarak bagiku bukanlah sebuah pemisah, namun sebagai wadah untuk saling merindukan... jangan Kau pikir aku tidak pernah peduli denganmu yang disana, mungkin aku memang tidak bisa menunjukan rasa sayangku padamu juga pada kalian semua, tapi sungguh nama kalian selalu  kusebut dalam bait-bait Do’a yang kupanjatkan pada –Nya. Tidak terasa kini usiamu semakin terus bertambah...semakin banyak beban dan tanggung jawabmu pada putra-putrimu, tapi aku yakin Kau wanita yang hebat..kau seseorang yang kuat. Kau pasti bisa menjelaskan makna hidup pada putra-putrimu dan akan membimbing serta menjadikan putra-putrimu sebagai kebanggaan orang tua terutama agama.
 Rindu....mungkin kalimat ini biasa, namun sungguh aku selalu merasa kebersamaan, keceriaan yang selama ini keluarga kita bangun, akan menciptakan rindu pada masing-masing kita. Aku bahagia menjadi bagian dari kalian semua termasuk Kau kakakku yang mungkin sekarang sudah sibuk dengan masing-masing keluarga kecil kalian, aku hanya mampu tersenyum dari kejauhan melihat keluarga kecilmu damai...kelak aku akan merasakan hal serupa.
 Selamat ulang Tahun... semoga Allah selalu memberkahi setiap gerak langkah kakimu, semoga kau tetap menjadi wanita yang kuat, Istri yang sholehah, Bunda yang menjadi kebanggaan putra-putrimu serta panutan bagi adik-adikmu disini...kami merindukanmu Kak... maaf  jika aku belum bisa menjadi kebanggaan kalian semua, maaf  jika aku banyak melakukan kesalahan padamu juga pada kalian semua, sejujurnya dan sesungguhnya tak mungkin ku jelaskan lagi betapa sayang dan cintanya aku padamu. Aku memang tidak bisa menjadi kebanggaan kalian, namun aku bangga pada kalian semua. AKU SAYANG KALIAN SEMUA.....
       Barakallahu biumrik ^_^

Monday, November 23, 2015

Mencintaimu Dalam Diam

sesungguhnya yang mendatangkan rasa cinta ini ,yg mendatangkan rasa kagum ini ,yang memekarkan hati ini adalah dari-Nya .sungguh aku hanya bisa menerimanya . aku hanya bisa pasrah tertegun tak bisa mengelak atas perasaan ini padamu.
Tertegun dalam keindahan akhlakmu .tertegun dalam manisnya lisanmu. Tertegun dalam tenangnya pandanganmu . dan tertegun pula dalam kesejukan nasehatmu .semua begitu sempurna ,sungguh sempurna .sesempurna sesuai firman-Nya.
Aku yang mengagumimu dalam diam utuh tak tersentuh . seperti mentari yang menyapa bunga-bunganya bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagai kuntum –kuntum bunga yang sedang bermekaran itu.
Karena aku mengagumimu maka izinkan aku tak mengusik khusyunya ibadahmu .izinkan aku tak mengusik ketenangan hatimu . tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu . cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku.
Cukuplah bagiku tersenyum lezat melihatmu bahagia . cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan sajadahku.
Aku yang tersentuh akhlakmu , aku yang terkagum lekat dalam sikapmu , mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu . lebih mulia dari perasaanku dan perasaanmu .lebih menjaga kehormatanmu . lebih menjaga kemuliaanmu. Maka izinkan aku hai engkau yg begitu mulia , izinkan aku mencintaimu dalam keikhlasan karena aku tak pernah tahu apakah engkau yag tercatat dalam lauhul mahfudz untukku
Karena aku tak pernah tahu adakah  balasan darimu untukku . biarlah kuasa Allah yang menggerakan hatimu untukku .
Bukan karena mencintaimu dengan diam aku akan menderita . bukan karena mengagumimu dengan diam aku merana .
Namun ,ketika ku artikan cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan denganmu. Maka itulah penderitaan yang sesungguhnya.
Aku mencintaimu dalam diam dari kejauhan . waupun sunggh aku sangat dekat denganmu.
Biarlah aku dekap rapat perasaan ku ini . biarlah ku tutup rapat hingga Allah mengizinkan pertemuan kita .namun jika memang engkau bukan tercatat untukku . jika memang engkau hanya hiasan duniaku yg sementara, sungguh aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu . Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu dia akan memberi rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat.begitulah kuasa-Nya
Begitulah kuasa-Nya. Begitulah dzat yg membolak-balikan hati hamba-Nya
“ ketika aku tak lagi terkagum denganmu ,maka pahamilah jejakku karena mungkin ,aku pernah menulis tentangmu dan menyapa namamu dalam do’aku habibie Qolby “
(Ini dapet copas jg,  tapi mencintaimu tidak copas bie  aku mengerti dan sadar kalau kamu tidak tahu siapa aku)

Thursday, November 19, 2015

complicated

Ya Robbi, mungkin malam ini beberapa orang sudah terlelap dalam tidur malamnya. Tidak dengan aku, sulit rasanya mataku terpejam... Air mata terus menetes, entah apa sebabnya. Aku gak lebay atau berlebihan karena hanya air mata yang mampu mengungkapkan apa yg aku rasakan. Gak semua yg mereka lihat itu benar, gak semua yg mereka lihat itu sesuai dg perkiraan mereka. Mereka gak tahu apa yg ada di dalam hati aku.... Ya Robbi engkaulah yg maha mengetahui dari apa-apa yg tidak aku ketahui.. Jangan kau biarakan diri hamba beraada di tempat yg salah. Ya Robbi sungguh rasa sakit itu ada ketika tidak ada satupun yg percaya bahwa cinta yg aku rasa ini dapat terwujud...iya aku sadar diri siapa aku dan siapa dia aku tahu, di mana letak perbedaan itu ...jauh bahkan sangat jauh. Ya Robb jangan kau biarkan cinta ini terus bersemi jika memang kelak dia bukan untukku... Jangan kau biarkan hatiku terluka lagi...dengan masalah yg sama....hamba lelah Tuhan....ku teteskan air mata lelah ini berulang kali. Sungguh hamba tidak sanggup. Jangan kau biarkan hamba terus seperti ini. Aku memang mencintai dia yg tidak pernah tahu siapa aku..cinta ini mendapat remehan berulang kali. Sehina itu kah aku, sampai ketika aku mencintai tak ada satupun yg yakin aku bisa mewujudkannya.... Ya Robb, ini bukan hanya perkara cinta mencintai namun bagaimana semua itu dapat terwujud indah. Mereka saja bis kenapa aku tidak... Aku yakin Allah akan memmberiku kekuatan Saat aku benar2 rapuh....karena semua ini dari-Mu ...anna uhibu ya akhi salam rindu untukmu :'( 😢 aku hanya mampu menahan rasa ini dg hanya menyebut namamu....

Tuesday, November 10, 2015

cinta karena-Nya

Tuhan... Aku mensyukuri rasa yang kau beri ini
aku akan ikhlas karena cerita ini adalah sebagian dari catatan yang kau tuliskan di kehidupanku. Tak ada satu kejadianpun tanpa seizin-Mu... Cinta ini indah, seperti senyumnya yang menghias di wajah tampanya.
Tuhan... Jikapun hati ini terluka, itu lantaran aku terlalu memaksakan kehendak diriku, bukan takdir yang sengaja kau tulis sebagai pelengkap ceritaku. Bagaimana bisa aku memaksanya jika kau tidak berkehendak sama, mana mungkin aku bisa mewujudkanya tanpa campura tangan-Mu. Peluk aku Tuhan... Aku lelah terlelap dalam cinta yang belum sepenuhnya milikku... Aku berserah dengan segala kerndahan hatiku... Cinta memang tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati.. Maafkan aku jika aku salah..maaf karena aku telah lancang memiliki rasa yang tidak semestinya. Aku sadar siapa diriku dan siapa dirimu bahkan tak ada cintamu untukku :'(  

mewujudkan rindu di sepertiga malamku

sepertiga malam yang senyap dan damai terus membawaku larut dalam Do'a2 yang sengaja ku rapalkan untuk mengurangi rindu yang kian membara.... Karena hanya ini yang mampu menahan gelora rinduku padamu wahai kau yang tidak tahu siapa aku, karena hanya dengan menyebut namamu yg terselip dalam bait-bait Do'a kumampu wujudkan rinduku dalam resah yang menyelubung dalam benakku. Ku hanya mampu mencintaimu dalam diam...menatapmu dari kejauhan. Aku tak mungkin mengusik hidupmu ataupun mengganggumu aku hanya memiliki rasa cinta dalam diam, berusaha menahan ketika rindu mulai menguasai batinku..... Aku hanya mampu mewujudkan rinduku melalui sepertiga malamku. Penuh mesra ku sebut namamu sekalipun disana kau tidak tahu siapa aku bahkan siapa namaku. Aku berusaha menjaga cinta ini hingga tiba waktunya entah seperti apa skenario selanjutnya Namamu kah yang tertulis di lauhul mahfudz atau nama yang lain? Namun saat ini aku menikmati rasa ini meski terkadang perih.

Monday, November 9, 2015

Berserah

Ya Allah, penguasa jiwa dan diri kami... Jangan Kau biarkan diriku merasa sedih berkepanjangan atas sesuatu yang tidak jelas untuk aku sedihkan. Hentikanlah rasa ini jika hanya menyisakan luka, aku ingin mencintai dan di cintai ya Robb... Hati ini tak akan sanggup jika selalu terluka, hati ini tak akan kuat bila hanya mencintai...lelah ya Robbi, bukan aku mengeluh tapi sungguh aku tidak sanggup menahan rindu ini padanya. Engkau yang maha membolak-balikan hati manusia, ku mohon dg kerendahan yg kumilili hentikan rasa ini jika Ia tidak memiliki rasa yang sama. Aku bosan jika aku selalu mencintai tanpa di cinta. Ya Robbi rasa ini darimu kumohon jaga hatiku agar tidak merasakan sakit yang terlampau jauh. Yang kuharap pria shaleh....tapi bukan seseorang yg tidak memiliki rasa yang sama. Ya Robbi aku ingin saling mencintai seperti hamba-hambaa-Mu yang lain. Namun tetap aku akan bersabar menanti seseorang yang kau catatkan untukku...Insya Allah Dia tampan hati dan wajahnya seperti apa yang aku harapkan. Lahawla walakuwata ilabillahil aliyil adzim...

Thursday, November 5, 2015

Bawa Perasaan

sering banget dengar kalimat Baper (bawah perasaan) katanya sih bahasa kekinian... Terutama kaum hawa, iya gak sih? Kalau wanita itu doyan banget bawa perasaan, dikit2 di pikirin....masalah yg sepele, masuk di hati jleb..menyebabkan sering murung, terus-terusan kepikiran...gampang sedih, sensitif. Wanita bgt sih... Apalagi kalau kita lagi chat seseorang terus cuma sekedar di baca pasti langsung bawa perasaan...Ya Allah letak kalimatku yg salah dimananya. Langsung deh bengong dg durasi yg cukup lama..... Baca-baca ulang chatingan menelusuri huruf demi huruf....... Tetap hasilnya sama gak di balas...selain itu kalau ketemu orang yg biasanya banyak senyumnya tiba-tiba berubah mendadak diam, pasti langsung baper salah ngomong apa coba, belum juga bicara udah gitu aja.... Murung lagi, begini bgt sih rasanya kalau lagi baper...perihh bener. Iya Bagus sih baper itu kan peka, tapi ya jangan semua di bawa perasaan... Entar perih hatinya.. :D  

Tuesday, November 3, 2015

sesungguhnya tidak Ada kata terlambat



                           SESUNGGUHNYA TIDAK ADA KATA TERLAMBAT J
            Geli-geli sedih pengen ketawa pengen nangis kalau mengingat perjalanan hidup Aku yang sedikit lambat dari yang lain. Aku tidak menyalahkan takdir juga keadaan hanya saja ingin mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi kenapa dan bagaimana Aku sesungguhnya tidak ada yang tahu. Mereka segampang itu mengatakan aku galau, aku sedih aku ketawa. Itu sisi luarku yang sejatinya hanya mampu di pandang dari kejauhan. Seperti juga Aku gampang sekali menilai seseorang dari sudut  pandang yang berbeda. Karena itulah kita tidak ada yang mampu menyelami dalamnya hati manusia lainya. Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda ada yang sombong, rendah hati, saling mengerti, egois, tidak mau tahu, kerjaanya menghina, merendah, tidak percaya diri dan masih banyak lagi karakter-karakter lainya. Aku gak sedih dan terus-terusan protes sama keadaan ini tapi saat keluar  sisi manusia yang selalu kurang aku juga ingin seperti yang lain yang bisa mewujudkan segalanya yang mereka mau. Aku mengalami hidup sedikit lambat, teman-teman seusiaku sudah di panggil mamah, Ibu, bunda, enyak atau apalah itu panggilan-panggilan Ibu lainya. Tapi aku belum merasakan itu haruskah aku munafik tidak menginginkan itu, aku juga memiliki rasa itu. Aku manusia seperti anda-anda juga jadi mohon maklum hal demikian jangan di katakan galau, gak berkelas banget kalimat galau untuk di sematkan pada sesuatu yang berharga. Seorang Ibu itu sangat berharga siapapun yang sudah menjadi Ibu sepantasnya untuk bersyukur sebanyak-banyaknya gak usah ngatain teman lainya yang belum menjadi Ibu dengan kalimat galau.
            Sekian lama pertanyaan tentang itu belum terjawab hingga detik ini, tentang siapa, dimana dan kapan moment indah itu menyapaku. Seolah aku merindui hujan di musim kemarau. Seolah aku manusia yang galau, seolah aku fakir asmara, seolah aku paling hina.... tapi bagaimana caraku memaksa? Hanya Tuhan yang tahu di balik pertanyaan itu. Seseorang yang tercatat di lauhul mahfudz itu masih menjadi rahasia untukku di tengah suara sumbang meneriakan hinaan padaku. Tidak mungkin kututpi rasa sedihku, jelas aku sedikit mengeluarkan air mata yang sudah membuncah tiap-tiap kalimat itu menggores batinku. Sesungguhnya aku tidak sanggup namun Tuhan memberiku kekuatan terdahsyatnya.
            Tuhan.... jika fisik sebagai penghalang, jika pendidikan sebagai penghalang, jika status sosial sebagai penghalang, bisakah seseorang yang tidak memiliki ketiga keadaan itu bahagia? atau haruskah saat ini aku menyerah menautkan rasa kagum itu? mendengarkah Dia saat aku memanggil namanya untuk ku persembahkan sebagai Do’a padamu, merasakah Dia saatku sebut namanya tiap aku merindukanya? Tuhan.... maafkan Aku jika aku sedikit lelah memahami ini atau mungkin aku pasrah.....
            Ada hal lain lagi keterlambatan yang ku jalani, Aku mengalami lambat kuliah. Di saat yang lain sudah bisa membanggakan gelar S1-nya. Aku masih merangkak melewati semester demi semester untuk mengejarnya. Proses yang ku lalaui sangat panjang tidak semudah itu untuk meraih semuanya, mesti terjatuh berkali-kali. Jadi siapapun yang mengalami proses mulus bersyukurlah ada orang Tua yang menanggung biaya kuliahmu dan biaya hidup lainya, mestinya kalian harus bersyukur. Jangan sampai ada kalimat yang merendahkan teman lainya yang mengalami kesulitan kalau bisa bantulah temanmu yang susah. Bukan berari aku tidak bersyukur mendapat proses panjang dan semua serba tertunda seperti ini, rasa syukur tetap mengalir hanya saja terkadang aku lelah, saat aku mengalami kejenuhan pada titik tertinggi. Sebenarnya simple semangat dari orang lain itu perlu. Terkadang kita bangkit setelah mendapat dukungan dan semangat dari  orang lain, sekuat dan setegar apapun diri kita tetap yang namanya suport itu penting. Aku sering senyum-senyum sendiri karena harus berteman dengan mereka yang terpaut usia empat tahun di bawahku tetapi mereka menganggap aku seperti teman seusianya itulah bahagia yang sederhana, secara tidak langsung aku bahagia mendapat perlakuan demikian.
            Tapi jika disadari sebetunya tidak ada kata yang terlambat dalam setiap moment. Hanya saja belum saatnya untuk kita terima, hehe..... sebagai penyemangat bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini asalkan kita percaya, berperasangka baik sama ketentuan dan takdirnya Allah, niat, do’a, usaha dan harus yakin..... EVERYTHING IS POSSIBLE