Sunday, February 8, 2015

BATU SULI



BATU SULI
Air mata Rini terus mengalir tanpa henti, hatinya sangat terluka saat melihat orang yang selama ini Ia cintai sedang mengurus proses resepsi pernikahan dengan sahabat Rini sendiri, sebetulnya Ketiganya memang teman  dekat di samping teman kerja Vean dan Mela adalah teman semasa sekolahnya dulu bahkan selama itulah perasaan Rini berlabuh pada Vean teman yang sekaligus calon suami sahabatnya, namun tak ada respon dan timbal balik dari Vean, Vean seolah tak mengerti jika Rini sangat menyayanginya bahkan terkesan acuh di mata Rini, Rini berusaha kuat saat berada di antara keduanya meskipun sebetulnya Ia tidak sanggup menyaksikan kedekatan mereka seketika tubuhnya lunglai dan tak berdaya tetapi kenyataan pahit  itulah yang harus Ia hadapi, Dan inilah yang terjadi harapanya selama ini  sia-sia.
Masih di temani Air matanya yang terus mengalir Rini duduk di tepian sungai kahayan di sekitar Batu suli tempat yang  indah dan mempesona yang cukup legendaris itu perlahan Ia menyeka Air matanya
“Maaf Dek boleh tanya?” Tiba-tiba ada seseorang yang mengejutkan lamunanya perlahan Rini menoleh kebelakang perasaan Rini tiba-tiba di penuhi rasa takut yang luar biasa.
“Apakah benar ini Desa Tumbang manange?” Tanya pemuda tersebut pada Rini
“Ia batul” Jawab Rini sembari mengangguk
“Oh terimakasih ya” Pemuda tersebut tersenyum manis banget
“Kalau ini tempat apa ya?” Kembali Ia bertanya, sedikit kesal sih Rini karena menurutnya pemuda tersebut cukup mengganggu Dirinya yang sedang galau tingkat Dunia
“Maksudnya apa ya mas?”Rini sedikit bingung sembari matanya bermain memandangi indahnya pemandangan sekitar Batu suli yang cukup mencuri perhatian orang yang berkunjung
“Ya tempat ini? Seperti di jadikan obyek wisata ya?”
“Iya betul, tapi kurang maksimal pengelolaanya jadi terlihat sangat tidak terawat” jawab Rini sambil melihat beberapa orang yang juga sedang berkunjung
“Oh begitu” Jawabnya sembari sedikit mendekati Rini yang sedang Duduk, tak lama kemudian Ia pun Duduk di sebelah Rini
“Alie Akbar” Ucapnya sembari mengulurkan tangan
“Emmm Rini” Rini pun membalas perkenalan Alie sedikit tersenyum
“Kenapa nangis, hemmmm” Tanya Alie sok perhatian
“Ikh sok tahu banget sih, siapa yang nangis” Bantah Rini kesal, Alie hanya tersenyum melihat wajah Rini yang kesal terhadapnya sembari memberikan sebuah tissu untuk menyeka sisa air mata Rini yang sedikit sudah mengering, tanpa sungkan Rini pun langsung meraih tissu tersebut dan segera menyeka sisa air mata yang sudah sedikit mengering itu.
“Jangan kebanyakan Galau, Hidup itu indah loh, seindah pemandangan di sini ” Lagi-lagi Alie tersenyum sangat manis membuat Rini sedikit terpana, Rini hanya tersenyum kecut.
“Iya memang Indah bagi sebagian orang yang beruntung” Jawab Rini cuek
“Kata siapa”? Spontan Alie menyahuti sambil terus memainkan Kameranya untuk mencuri pemandangan yang menurutnya indah sekali
“Photografer?” Celetuk Rini tiba-tiba
“Bukan, Kata siapa istilah bijak tadi” Tanya Alie tanpa melihat Rini karena sibuk memilih pemandangan yang akan Ia ambil fotonya.
“Kata Rini dong siapa lagi” Jawab Rini bangga
“Itu semua tergantung Diri kita lagi, menyikapi dan memaknai hidup itu seperti apa
 Mau kita buat Indah mau Kita buat galau tergantung diri kita masing-masing” Jelas Alie yang masih membuat Rini bingung untuk memahami
“Maksudnya, ini semua takdir kan” Rini sedikit bete
“Nah Itu tahu, Kita tidak bisa menolak takdir, kita hanya bisa berharap Hikmah
  Di baliknya, yah salah satu cara yang membuat kita tetap merasakan Hidup kita
  Indah kita harus bisa bersyukur walau apapun yang Tuhan kasih untuk kita, Kita
 belajar bersyukur Insya Allah Hidup kita akan Indah, kesedihan jangan semakin
di bikin sedih, Fighting” Alie memberi semangat pada Rini, Rinipun sedikit terhibur dan terus tersenyum
“Sudah sore Ayo kita pulang” Alie menuju kendaraannya dan mengambil helm
“Apa? pulang? mas pulang kemana?” Rini bingung bukankah Alie bukan orang sini
“Hehe tempat kepala Desa dong Rin, Rumah Aku di Palangka Raya” Jawab Alie sembari menunggu Rini yang memutar kendaraan Beat milik Rini mereka pulang sama-sama
Mata Rini sulit terpejam hingga larut malam, Ia masih terbayang Alie Akbar pria yang Ia temui tadi sore, seperti mimpi pertemuan singkat itu mengesankan dan tiba-tiba Rini menjadi bersemangat atau bahasa keren nya sih Move on dari masalah cinta yang membelitnya, yah meskipun tidurnya larut malam soal bangun Rini tetap konsisten Untuk bangun pagi Karena kewajiban yang satu ini meskipun keadaan apapun tidak boleh di tinggalkan Gumam Rini sendiri ketika hendak sholat shubuh, Dan setelah sholat Ia menuju cermin gedenya di kamar langsung ngaca dan tersenyum lebar
“Aku harus bisa, lelaki bukan Cuma Vean doang.... Fighting” Kata-kata ini cukup tegas Ia ucapkan
“Tok tok tok” Rini terkejut ada yang mengetuk pintu Rumahnya sepagi ini namun Rini belum Yakin semakin Ia dengarkan semakin terdengar nyata di iringi suara penjaja Kue dan nasi kuning yang berhamburan di kampung ini
“Assalamualakum Rini” Ucap Alie
 “Waalaikum salam, Oh mas Alie kirain siapa, masuk” Rini mempersilahkan masuk kedalam Rumahnya
“Makasih, Tapi Aku mau minta tolong sama Kamu” Sedikit Ragu Alie berkata
“Minta tolong Apa?” Rini sedikit bingung masak iya sepagi ini sudah  main minta tolong aja
“Emmm bisa minta tolong temani aku ke Batu Suli?”
“Sepagi ini ngapain, ritual?” Rini asal nyeplos sembari tertawa renyah
“Ye amit-amit enggaklah, Entar kamu tahu sendiri” Senyum manis ini selalu di suguhkan untuk Rini sehingga Rini tak Kuasa untuk menolak dan segera meminta izin pada mama Rini
“Ayo naik....” Alie mempersilahkan Rini yang masih bengong untuk naik di motornya
“Boncengan?” Kali ini Rini banyak pertanyaan dan sedikit lemot
“Ya iyalah Kan Aku yang perlu masak Aku biarin Kamu naik motor sendiri”
Setelah sampai Rini bingung sendiri melihat kelakuan Alie tanpa pikir panjang Alie berteriak kencang sekali
“Aaaaaaaaakk” Suara Alie sedikit bergema karena pantulan batu besar ini
“Stop, Apaan sih main teriak-teriak aja deh, masih pagi tahu suara kenceng gitu
 Di kira kenapa-kenapa lagi” Rini manyun kesal sama Alie
“Hahaha Kalau Kamu yang teriak itu baru kenapa-kenapa Rini” Alie tertawa lepas melihat Rini yang bingung bengong enggak jelas, terlihat sekali Rona bahagia yang Alie pancarkan dari wajahnya
“Seger ya pagi-pagi disini” Alie mengajak Rini Untuk duduk di batu kecil ini bersamannya
“Kamu Masih sekolah” Tanya Alie tiba-tiba
“Sudah Kuliah, memangnya face nya masih anak-anak ya” Ucap Rini sedikit bercanda
“Hehehe seperti Ibu-ibu” Alie sengaja membuat Rini kesal, spontan Rini manyun
“Di mana Kuliahnya” Lagi-Lagi Alie asyik dengan Kameranya
“Palangka Raya di Universitas Muhammadiyah, aku di cuekin deh” Lirik Rini sembari mencibir
“Siapa sih yang nyuekin dari tadi nyerocos gini” Bantah Alie namun tetap asyik dengan Kameranya, masih dengan tingkah kekanak-kanakanya Tiba-tiba Rini berdiri di hadapan Alie berpose ala-ala modelling muslimah dengan sematan jilbab di kepalanya dan dengan senyuman manisnya, Alie terperangah pas banget anglenya.

No comments:

Post a Comment