BATU
SULI
Air
mata Rini terus mengalir tanpa henti, hatinya sangat terluka saat melihat orang
yang selama ini Ia cintai sedang mengurus proses resepsi pernikahan dengan
sahabat Rini sendiri, sebetulnya Ketiganya memang teman dekat di samping teman kerja Vean dan Mela
adalah teman semasa sekolahnya dulu bahkan selama itulah perasaan Rini berlabuh
pada Vean teman yang sekaligus calon suami sahabatnya, namun tak ada respon dan
timbal balik dari Vean, Vean seolah tak mengerti jika Rini sangat menyayanginya
bahkan terkesan acuh di mata Rini, Rini berusaha kuat saat berada di antara
keduanya meskipun sebetulnya Ia tidak sanggup menyaksikan kedekatan mereka
seketika tubuhnya lunglai dan tak berdaya tetapi kenyataan pahit itulah yang harus Ia hadapi, Dan inilah yang
terjadi harapanya selama ini sia-sia.
Masih
di temani Air matanya yang terus mengalir Rini duduk di tepian sungai kahayan
di sekitar Batu suli tempat yang indah
dan mempesona yang cukup legendaris itu perlahan Ia menyeka Air matanya
“Maaf
Dek boleh tanya?” Tiba-tiba ada seseorang yang mengejutkan lamunanya perlahan
Rini menoleh kebelakang perasaan Rini tiba-tiba di penuhi rasa takut yang luar
biasa.
“Apakah
benar ini Desa Tumbang manange?” Tanya pemuda tersebut pada Rini
“Ia
batul” Jawab Rini sembari mengangguk
“Oh
terimakasih ya” Pemuda tersebut tersenyum manis banget
“Kalau
ini tempat apa ya?” Kembali Ia bertanya, sedikit kesal sih Rini karena
menurutnya pemuda tersebut cukup mengganggu Dirinya yang sedang galau tingkat
Dunia
“Maksudnya
apa ya mas?”Rini sedikit bingung sembari matanya bermain memandangi indahnya
pemandangan sekitar Batu suli yang cukup mencuri perhatian orang yang
berkunjung
“Ya
tempat ini? Seperti di jadikan obyek wisata ya?”
“Iya
betul, tapi kurang maksimal pengelolaanya jadi terlihat sangat tidak terawat”
jawab Rini sambil melihat beberapa orang yang juga sedang berkunjung
“Oh
begitu” Jawabnya sembari sedikit mendekati Rini yang sedang Duduk, tak lama
kemudian Ia pun Duduk di sebelah Rini
“Alie
Akbar” Ucapnya sembari mengulurkan tangan
“Emmm
Rini” Rini pun membalas perkenalan Alie sedikit tersenyum
“Kenapa
nangis, hemmmm” Tanya Alie sok perhatian
“Ikh
sok tahu banget sih, siapa yang nangis” Bantah Rini kesal, Alie hanya tersenyum
melihat wajah Rini yang kesal terhadapnya sembari memberikan sebuah tissu untuk
menyeka sisa air mata Rini yang sedikit sudah mengering, tanpa sungkan Rini pun
langsung meraih tissu tersebut dan segera menyeka sisa air mata yang sudah
sedikit mengering itu.
“Jangan
kebanyakan Galau, Hidup itu indah loh, seindah pemandangan di sini ” Lagi-lagi
Alie tersenyum sangat manis membuat Rini sedikit terpana, Rini hanya tersenyum
kecut.
“Iya
memang Indah bagi sebagian orang yang beruntung” Jawab Rini cuek
“Kata
siapa”? Spontan Alie menyahuti sambil terus memainkan Kameranya untuk mencuri
pemandangan yang menurutnya indah sekali
“Photografer?”
Celetuk Rini tiba-tiba
“Bukan,
Kata siapa istilah bijak tadi” Tanya Alie tanpa melihat Rini karena sibuk
memilih pemandangan yang akan Ia ambil fotonya.
“Kata
Rini dong siapa lagi” Jawab Rini bangga
“Itu
semua tergantung Diri kita lagi, menyikapi dan memaknai hidup itu seperti apa
Mau kita buat Indah mau Kita buat galau
tergantung diri kita masing-masing” Jelas Alie yang masih membuat Rini bingung
untuk memahami
“Maksudnya,
ini semua takdir kan” Rini sedikit bete
“Nah
Itu tahu, Kita tidak bisa menolak takdir, kita hanya bisa berharap Hikmah
Di baliknya, yah salah satu cara yang membuat
kita tetap merasakan Hidup kita
Indah kita harus bisa bersyukur walau apapun
yang Tuhan kasih untuk kita, Kita
belajar bersyukur Insya Allah Hidup kita akan
Indah, kesedihan jangan semakin
di
bikin sedih, Fighting” Alie memberi semangat pada Rini, Rinipun sedikit
terhibur dan terus tersenyum
“Sudah
sore Ayo kita pulang” Alie menuju kendaraannya dan mengambil helm
“Apa?
pulang? mas pulang kemana?” Rini bingung bukankah Alie bukan orang sini
“Hehe
tempat kepala Desa dong Rin, Rumah Aku di Palangka Raya” Jawab Alie sembari
menunggu Rini yang memutar kendaraan Beat milik Rini mereka pulang sama-sama
Mata
Rini sulit terpejam hingga larut malam, Ia masih terbayang Alie Akbar pria yang
Ia temui tadi sore, seperti mimpi pertemuan singkat itu mengesankan dan
tiba-tiba Rini menjadi bersemangat atau bahasa keren nya sih Move on dari
masalah cinta yang membelitnya, yah meskipun tidurnya larut malam soal bangun
Rini tetap konsisten Untuk bangun pagi Karena kewajiban yang satu ini meskipun
keadaan apapun tidak boleh di tinggalkan Gumam Rini sendiri ketika hendak
sholat shubuh, Dan setelah sholat Ia menuju cermin gedenya di kamar langsung
ngaca dan tersenyum lebar
“Aku
harus bisa, lelaki bukan Cuma Vean doang.... Fighting” Kata-kata ini cukup
tegas Ia ucapkan
“Tok
tok tok” Rini terkejut ada yang mengetuk pintu Rumahnya sepagi ini namun Rini
belum Yakin semakin Ia dengarkan semakin terdengar nyata di iringi suara
penjaja Kue dan nasi kuning yang berhamburan di kampung ini
“Assalamualakum
Rini” Ucap Alie
“Waalaikum salam, Oh mas Alie kirain siapa,
masuk” Rini mempersilahkan masuk kedalam Rumahnya
“Makasih,
Tapi Aku mau minta tolong sama Kamu” Sedikit Ragu Alie berkata
“Minta
tolong Apa?” Rini sedikit bingung masak iya sepagi ini sudah main minta tolong aja
“Emmm
bisa minta tolong temani aku ke Batu Suli?”
“Sepagi
ini ngapain, ritual?” Rini asal nyeplos sembari tertawa renyah
“Ye
amit-amit enggaklah, Entar kamu tahu sendiri” Senyum manis ini selalu di
suguhkan untuk Rini sehingga Rini tak Kuasa untuk menolak dan segera meminta
izin pada mama Rini
“Ayo
naik....” Alie mempersilahkan Rini yang masih bengong untuk naik di motornya
“Boncengan?”
Kali ini Rini banyak pertanyaan dan sedikit lemot
“Ya
iyalah Kan Aku yang perlu masak Aku biarin Kamu naik motor sendiri”
Setelah
sampai Rini bingung sendiri melihat kelakuan Alie tanpa pikir panjang Alie
berteriak kencang sekali
“Aaaaaaaaakk”
Suara Alie sedikit bergema karena pantulan batu besar ini
“Stop,
Apaan sih main teriak-teriak aja deh, masih pagi tahu suara kenceng gitu
Di kira kenapa-kenapa lagi” Rini manyun kesal
sama Alie
“Hahaha
Kalau Kamu yang teriak itu baru kenapa-kenapa Rini” Alie tertawa lepas melihat
Rini yang bingung bengong enggak jelas, terlihat sekali Rona bahagia yang Alie
pancarkan dari wajahnya
“Seger
ya pagi-pagi disini” Alie mengajak Rini Untuk duduk di batu kecil ini
bersamannya
“Kamu
Masih sekolah” Tanya Alie tiba-tiba
“Sudah
Kuliah, memangnya face nya masih anak-anak ya” Ucap Rini sedikit bercanda
“Hehehe
seperti Ibu-ibu” Alie sengaja membuat Rini kesal, spontan Rini manyun
“Di
mana Kuliahnya” Lagi-Lagi Alie asyik dengan Kameranya
“Palangka
Raya di Universitas Muhammadiyah, aku di cuekin deh” Lirik Rini sembari
mencibir
“Siapa
sih yang nyuekin dari tadi nyerocos gini” Bantah Alie namun tetap asyik dengan
Kameranya, masih dengan tingkah kekanak-kanakanya Tiba-tiba Rini berdiri di
hadapan Alie berpose ala-ala modelling muslimah dengan sematan jilbab di
kepalanya dan dengan senyuman manisnya, Alie terperangah pas banget anglenya.
No comments:
Post a Comment