Saturday, May 16, 2015

Kapan nikah ?????????? :-(



                                                   KAPAN NIKAH ??????? 
          Kenapa senyum-senyum sendiri sering ya di tanya kapan nikah hayooo ngaku? Atau justru cemberut karena betek nggak bisa jawab? udah akui saja haha maksa banget ya Aku cari teman cerintanya. Aku bosen di tanya itu melulu nggak ada apa pertanyaan yang lebih keren dari pada kapan nikah  perasaan itu kok sudah menjadi orang-orang yaaaa. Menjamur malah pertanyaan itu mending kalau jamur tiram enak buat di oseng-oseng dan lain lain ....lah ini yang ada bikin kita tuh mati gaya tahu nggak sihh (ala yukie kato :D). Gimana nggak mati gaya coba kalau kitanya nggak atau memang belum punya jawaban. Mau jawab apa paling banter Cuma nyengir kuda kalau aku yang di tanya sembari nyumpahin gue gampar juga loe nanya-nanya begituan ke gue hahaha Bukan sensi sih rada risih ajah nggak sabar amad gitu yakk tinggal nunggu undangan. Jikapun di undang belum pasti datang ...yah Aku sedikit menarik kesimpulan dan berusaha untuk memahami mereka, bahwa dengan begitulah cara mereka menyayangi kita dan mengapresiasikan kasih sayang itu dengan pertanyaan yang tiada lain dan tiada bukan kapan nikah? Karena mereka sangat empati dengan kebahagiaan yang kita rasakan nantinya... itu kesimpulan yang sedikit maksa sih sebenarnya hehehe lebih tepatnya mereka itu meledek iya meledek karena kita masih sendiri. Tapi jangan pernah merasa hidup loe berakhir hanya karena pertanyaan yang sepele itu tadi. Kita pasti menikah kok itu pasti hanya saja kita tidak tahu kapan dan dimana pernikahan itu menjadi milik kita nggak Cuma bisa menghadiri begini aja haha...
          Tuh sebenernya masih imutt loh Aku (menghibur diri wkwkw) kok ya mereka itu loh sibuk banget nanya kapan nikah hahaha
          Wajar sih secara temen-temen Aku yang pada menikah lulus SMP udah pada gendong gandeng lah Aku masih aja sendiri mungkin mereka meragukan Aku, memang pertanyaan yang menjebak haha
Aku mau ikuta bang raditya dika aja, kalau ada yang nanya kapan nikah aku mau jawab tanggal 19 juli udah gitu aja. Memangnya nggak capek apa di tanya begitu maksa banget sih, itu urusan Aku yaaa hidup-hidup Aku kenapa jadi mereka ya yang repot kasihan banget ya mereka itu nggak bisa bikin pertanyaan yang sedikit kreatif, nggak latah pertanyaan kok sama, harus beda dong.
          Jujur suka sebel kalau ada tetangga yang masih bocah sudah nikah beuuhhh bikin masalalah imbasnya ke gue pada nanya kapan nikah aaarrrrrggg enough !!!!!!!!!!!!!!!! Aku nggak sanggup mendengar cacian dan hinaan Aku nggak suka itu. Menikah itu tidak mudah loh meskipun siapa saja bisa melakukanya... tapi ini urusanya nggak Cuma dunia aja yang di cari akhirat itu perlu, masih ada hidup setelah mati jangan pikir menikah habis urusan, ya memang agama juga mengharuskan menikah kalau bisa lebih baik menikah daaripada pacaran dalam arti kata menikah muda tapi Banyak yang salah mengartikan sihh jadinya slah kaprah wessss.... muda bukan nerati nikah anak orang tua yang urusin, kebutuhan rumah tangga orang tua yang urusin itu sih menambah beban orang tua namanya, bukanya ngebantu ehhh nambah masalah dan juga nambah daftar kebutuhan.
          menurut penglihatanku sih data  statistik menunjukan kebanyakan yang menikah muda itu grusa-grusu tahu nggak apa artinya? Memang bahasa jerman susah untuk di mengerti, itu artinya keburu-buru hanya cinta doang yang di pikir soal urusan yang lain-lain urusan belakang nah nggak bisa gitu, mendidik Anak itu juga wajib, harus bisa caranya mengenalkan anak dengan agama pokoknya nggak mudah deh Dunia akhirat urusanya. Kalau siap menikah kudu siap segalanya nggak hanya siap fisik doang mental juga perlu. Kalau menikahnya grusa-grusu masih cinta-cinta monyet banyak banget yang berakhir di perceraian kasihan Banget aku lihatnya, itu kan yang suka ngledek kapan menikah, itu kan yang suka ngatain kok belum nikah-nikah ehhh itu yang terjadi sama Dia kasian sebenarnya. Jangan hanya karena kenikmatan sesaat lalu menderita berkepanjangan itu sih kata Ust. Muhamad arifin ilham.
          Yahhh semua itu ada saatnya guys jangan mentang-mentang kita sudah menikah lalu ngatain orang seenak mulutnya sendiri di kata yang di ledek nggak sakit hati apa...pikirin perasaan orang ,,,jaga perasaan orang tidak boleh egois kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepanya. Semua ada saatnya kok.... Jadi berusahalah untuk bisa memahami orang lain jika ingin hidupmu lebih baik dari pada mereka, jangan menghina jika kamu tidak ingin lebih terhina. Janga lupa apapun yang kita lakukan terekam di cctv Allah. Jangan gengsi untuk berbuat kebaikan, jangan baik bermodus, baiklah dengan tulus pada siapapun. Jangan memandang orang dari luaranya saja, jangan asal menjudges dan menentukan nasib orang lain  kita nggak bakal tauu karena kita bukan Tuhan.
                                                -----Keep Calm & Keep smile-----
                                                                       

LANGIT -BUMI



                                                                         LANGIT-BUMI
          Malam ini sosial  media twitter di  hebohkan oleh berita tentang Pilot tampan yang  ada di Televisi baru-baru ini. Para wanita-wanita yang sedang menyaksikan acara tersebut langsung menyerbu twitter  Pilot tampan itu untuk segera memfollow  account  miliknya, termasuk juga Aku. Bahkan dari  kemunculan awal   Aku  langsung klik.  Karena kecerdasan dan ketampanan  itu mampu membius ribuan orang di tanah air ini dar i anak kecil sampai Ibu-ibu, dari wanita sampai laki-laki Pilot tersebut membawa aura positif sehingga banyak sekali yang langsung jatuh cinta padanya.
          Aku selalu mention setiap Pilot tersebut ada di Televisi namun tidak mendapat respon. Dan Aku mencari cara lain. Aku cari account Facebook miliknya lalu Aku kirim message awalnya iseng tapi ternyata di balas. Pasti tahu kan gimana rasanya bahagia banget Dia over friendly pokonya awesome banget deh. Semakin sering Aku kirim message dan selalu di respon padahal banyak banget yang kirim pesan padanya tetap saja Dia bisa seramah itu pada semuanya luar biasa.
          Capt. Pilot yang berusia 28Tahun itu memang sangat charming, smart, dan tampan. Prestasinya luar biasa.
          “Ta..... ampun deh, senyum-senyum  sendiri di depan TV Kenapa sih?” Tiba-tiba Dino main muncul saja di sampingku. Ini orang selalu datang disaat yang tidak tepat.
          “Emmmm mulai deh pengganggu datang” Ucapku sembari mencibir.
          “Kamu ngapain senyum sendirian, untung aja Aku yang datang. Coba kalau pus-pus yang
           datang bisa pingsan Dia Lihat juraganya rada-rada gimana gitu...” Dino semakin menjadi kalau ngledekin Aku.
          “Diam ahh  itu Capt. charming sedang memberikan penjelasan.” Kembali kufokuskan mata ini untuk melihat betapa mengagumkanya Dia.
          “Halah...Gita gagal fokus. Kamu bukan menyimak penjelasan, tapi lihatin wajahnya.” Dino mencubitku, rupanya faham juga Dia maksud Aku hehe...
          “Sadar Ta, jangan sampai Kamu tergila-gila sama Dia, nanti Aku yang repot.” Dino menunjukan wajah lesunya dihadapanku.
          “Ampun deh... tapi Aku suka banget  No gimana dong hehe.” Aku sengaja berkata demikian pada Dino. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya.
          “Serius Kamu,  ah Kamu Dilihat juga enggak Ta..”
          “Kita sudah sering chat loh di BBM” Aku tersenyum menatap Dino.
          “Apa? Ngarang Kamu. Pasti bohong iyakan?” Dino masih saja tidak percaya sama Aku.
          “Apa gunanya Aku ngarang. Serius lah.” Aku masuk kedalam kamar untuk mengambil Phonselku yang tertidur pulas diatas kasur. Segera kutunjukan  pada Dino semua isi chatku. Saking dekatnya Aku sama Dino sampai-sampai tidak ada rahasia diantara kita. Dino memang sahabat yang paling baik..Dino adalah  the best enemy. Dino terperangah  membaca semua isi chatku sama Rendra Pilot charming yang membuat wanita terkagum padanya.
          “Wah keren juga Kamu, tapi ini asli kan? Maksud Aku beneran Pilot itu. Takutnya Kamu di
            tipu.” Dino cemas memandangku.
          “Insya Allah ini asli kok !” Kuraih phonselku yang ada di genggaman Dino. Selang beberapa menit kemudian terdengar dentuman BBM. Serentak Kami saling pandang. Aku dan Dino tak sabar ingin membukanya dan saling berebutan.
          “Selamat  makan malam dear” Ku baca dengan seksama tulisan itu. Lalu Aku joget-joget muter-muter ala india gitu.
          “Ya Allah..Aku bahagia banget No, serius kaya dibawa terbang di ketinggian 38000 kaki”
          “Hemmm yang lagi bahagia gara-gara dapat  ucapan dari kang Mas Pilot hahaha” Lagi-lagi Dino meledek.
          “Eh tunggu bukanya masih di studio Dia, baru sejam acaranya kelar. Masa sudah BBM aja” Dino masih saja protes.
          “Dino tadi Aku ada BM Dia pas masih sore, bukanya Kamu baca sendiri tadi kalau Dia
           Bakal langsung pulang”
          “Memang rumah Dia dekat ya sama Studio?”
          “Ya di jalan lah No, lagian kan pakai mobil. Memangnya kita hahaha” Aku dan Dino langsung  ngakak kalau sudah bahas tentang harta kekayaan. Secara kita dari kecil bareng jadi saling tahu tentang keadaan masing-masing.  Sama-sama hidup sederhana jelaslah jauh berbeda sama Bang Rendra yang hidupnya glamor. Fasilitas hidup yang memadai haduh impossible saja kalau sampai Aku bisa sama-sama Dia. Ahh tidak mungkin.
          “Selamat  malam  non” Kembali Rendra mengirimkan  sebuah message. Saat mata ini sudah nyaris terpejam. Dia terlalu membuat Aku semakin berharap.
          “Malam abang, Belum tidur ya?”
          “Belom-belom” Jawabnya lagi.
          “Masih sibuk nih?”
          “Lumayan, temani abang dong masih ada kerjaan. Biar enggak ngantuk he..” Pinta Rendra padaku. Setengah bingung juga senang mengahadapi sikap Rendra. Aku takut sakit hati, kalau saja nanti Aku terlanjur berharap sama Dia.
          “Bukanya ganggu nanti?”
          “Enggak lah....”
          “Oh yasudah...semangatttt Abang” Aku berusaha memberinya semangat. Jujur Aku bahagia sekali, namun di benak ini masih terus bertanya apakah ini mimpi?
          “Ok ok “ Balasnya lagi sembari menyelipkan emoticon tertawa. Namun semakin lama berat sekali mata ini untuk dibuka karena kantuk melanda. Hampir tak bisa Aku mengusirnya. Tangan ini sudah tidak sanggup lagi menggenggam phonsel. Aku tertidur  lelap sekali hingga subuh menyapaku dengan suara adzan yang menggema dari masjid. Kuraih phonselku ada beberapa pesan dari Rendra.
          “Maaf  Abang Aku ketiduran semalam, forgive me...please” Aku memohon supaya Rendra tidak marah karena Aku tidur tanpa kirim pesan dulu.
          “Iya deh iya di maafin jangan lagi ya....sudah sholat belum?”
          “Ini baru mau, Abang sudah?”
          “Alhamdulilah...” Jawabnya lagi. Jantung ini rasanya tak sanggup Aku kendalikan tiba-tiba saja berdetak sangat kencang. Apakah ini yang namanya cinta? Soalnya Aku belum pernah merasakan bahagia yang sehebat ini. “Tuhan jangan biarkan saya mengaharap sesuatu yang bukan milik saya” Itulah kalimat Di penghujung Do’aku shubuh ini. Aku menjalani hidup semakin berwarna karena kehadiran Rendra. Aku semakin bersemangat untuk menjalani berbagai aktifitasku.
          “Dino.....”Panggilku sembari mengunyah jajanan yang baru saja kita beli dari kantin kampus. Aku sama Dino sudah kerja namun masih semangat untuk kuliah. Karena Kami juga ingin merasakan sukses seperti yang lain.
          “Hemmmm...” Dino asyik sendiri dengan gadgetnya.
          “Makin kesini Aku makin cinta banget sama Rendra gimana dong?” Tanyaku pada Dino untuk membantuku menyelesaikan masalah cinta yang membelitku.
          “Tuh kan apa Aku bilang. Pasti Aku yang repot” Dino manyun seakan Ia tak ingin ikut campur tentang hal ini.
          “Semakin hari Dia semakin memberi harapan padaku”
          “Jangan terlalu percaya begitu saja sama orang yang belum pernah Kamu temui
            apalagi Kamu sama Dia itu bagaikan langit dan bumi. Bukanya mematahkan harapan
            Kamu. Just saran sih kalau mau di dengar” Dino ngomel panjang lebar.
          “Iya Aku tahu. Enggak akan  nyampai juga Aku mengejar Dia, sekalipun jatuh berkali-kali”
          “Jangan sedih gitu....Dia kan emang kerjanya Diatas secara Diakan Pilot hehe” Dino mencoba menghiburku.
          “Enggak kok No Kamu  memang betul. Memang itu kenyataanya, kenyataan  memang pahit
            ya No” Jawabku lesu,  rasanya tidak ada kekuatan untuk memaksakan kehendaku sendiri.
           Disela-sela perbincanganku sama Dino tiba-tiba Rendra mengirimkan sebuah message.
          “Selamat pagi non” Pesan itu langsung kutunjukan pada Dino.
          “Tanggapin saja enggak apa-apa. Cuma saran Aku jangan pakai hati ya..nanti Kamu yang
           sakit. Tuh seperti cita-citata sakitnya tuh disini didalam hatiku” Dino berdendang sembari menghiburku.
          “Pagi...Abang lagi Free?”
          “Lagi enggak dapat jadwal. Iya free”
          “Lagi dihotel ya?”
          “Kok di hotel? Enggaklah...”
          “Oh kirain...?”
          “Enggak lahh...Kamu apa kabar? Lagi ngapain?”
          “Kuliah Bang..lagi ujian Do’anya ya”
          “Insya Allah lulus baik..Good luck”
          “Amiin Makasih Abang”
          “Sama-sama”
          Perhatian Dia yang lebih itu membuatku sulit untuk melupakannya begitu saja. Entah sikap itu Ia tunjukan hanya padaku atau semua wanita-wanita yang mengaguminya. Semakin sakit rasanya jika membayangkan begitu banyak wanita yang mendekatinya sedangkan Aku jelas-jelas jauh berbeda. Aku tak  sanggup meraihnya sekalipun Aku terjatuh kemudian bangkit beribu-ribu kali tidak akan terkejar. Dia berada jauh diatasku. Aku dan Dia akan  sulit untuk disandingkan   Aku tidak bisa memaksa keadaan yang tidak semestinya kurasakan. Luka ini memang tidak seberapa namun rasa sakitnya begitu luar biasa.
          “Selamat  pagi non” Lagi-lagi Rendra mengirim pesan  padaku. Dia semakin menambah luka ini. Aku sudah berusaha menahan diri untuk tidak mengirimkan  pesan  padanya dalam waktu dua hari ini.
          “Pagi juga Bang... maaf sebelumnya mau tanya?”
          “Silahkan kalau mau nanya”
          “Abang tuh ramah pada siapa saja ya?”
          “Insya Allah..kan ibadah” Balasnya semakin sakit rasa ini.
          “Tega.... Kamu sudah  membuat Aku enggak tahu diri. Kamu sudah  buat aku berharap lebih
           Kamu jahat sakit Bang dihati. Jujur sakit banget.”
          “Wah bukan gitu maksud Aku Ta.... Pake voice” Tiba-tiba berkata demikian. maksudnya apa juga Aku enggak tahu.
          “Telpon... mana nomor  Kamu. Abang mau telpon” Tak berapa lama setelah nomor itu kukirim. Rendra langsung menelponku.
          “Assalamualaikum” Kuucapkan salam pembuka seraya Aku mencari tempat duduk yang nyaman...panas dingin sekali rasanya tubuhku. Jantungku berdetak semakin menjadi.
          “Waalaikum salam, Apa maksud Kamu? Abang  enggak ada niatan buat membuat Kamu itu
           sakit hati. Abang mau lihat dari semua yang chat sama Abang siapa yang bisa membuat
           Abang nyaman. Kamu tahu enggak Abang berharap itu Kamu.” Air mata ini tiba-tiba memaksa keluar seolah iya berontak dengan keadaan ini. Aku tak bisa menjawab Rendra.
          “Hallo.... Hey...Kok malah nangis jangan nangis dong. Abang enggak suka dengar Kamu
           nangis. Sudah dong diam...Jangan buat Abang cemas...”
          “Aku tidak sanggup saja Bang dengan semua ini. Impossible banget Aku bisa sama Kamu
          A ku hanya bisa bermimpi untuk bersanding sama Kamu. Aku hanayalah serpihan
           ranting yang tidak ada kekuatan  untuk bertahan menghadapi nama besarmu.  Kita seperti
          langit dan bumi. Kamu jauh diatasku. Tidak mungkin Aku bisa meraihmu. Aku menyerah
          tidak mungkin sanggup Aku terus tertatih dan terjatuh untuk mengejarmu”
          “Jangan gitu...Abang ini orang biasa kaya kebanyakan orang. Jangan gitu lah.. Kalau                        Tuhan berkata lain gimana?”
          “Aku tidak tahu yang jelas sakit sekali Aku merasakan perbedaan ini. Maaf Aku sudah
           lancang berani mengarapkanmu tanpa berfikir akan perbedaan itu. Sampai orang-orang
          disekitarku mengatakan Aku tidak normal karena telah mencintai orang  yang tidak mungkin
           bisa kugapai. Mencintai orang yang wira-wiri di Televisi, Mencintai orang yang berkualitas
           tinggi, mencintai orang yang belum tahu seperti apa Aku, mencintai orang yang belum
           pernah kutemui.” Jelasku diiringi isak tangis yang terus menjadi.
          “Enough...” Ucapnya dari seberang sana dengan nada sedikit tinggi. Tangisku semakin menjadi. Sepertinya Rendra marah dengan semua ucapanku itu sehingga Dia mematikan telpon begitu saja. Entah apa jawaban dari semua ini. Akan ku coba menikmati rasa sakit ini sendiri. Rendra ...Aku sayang Kamu Aku cukup bahagia bisa mengenal orang sehebat dan sefamous Kamu Meskipun itu hanya sedetik.