DIATAS
AWAN
Kali ini tempat kerjaku dari Kantor Kota Air
mengadakan liburan ke gunung
Bromo Jawa timr ya maksdunya siapa yang mau ikut saja tujuanya untuk kebersamaan supaya lebih erat. Kita-kita sudah ada di bandara nih dan semua sudah siap. Kita sudah melakukan boarding pass tinggal tunggu pesawat yang katanya sih belum datang sepertinya akan terjadi delay siang ini dan sungguh
membosankan sekali ucapku dalam hati sedikit menggerutu Aku paling tidak suka
menunggu.
“Kamu kenapa?” Tanya Nisa sembari
menyibakan rambut yang sedikit menutupi
matanya.
“Males aja kalau delay” Kembali ku
manyunkan bibirku.
“Semua juga males kalau delay,
memang Kamu aja” Nisa juga terlihat sedikit boring. kupandangi satu persatu rombongan teman dan atasanku mereka fine-fine saja jadi artinya yang kebangetan Aku? Ah tidak siapapun bosan menunggu. Ku sandarkan kepalaku di bahu
Nisa teman dekatku. Seketika kantuk
melanda dan Akhirnya Akupun tertidur namun belum
seberapa lama ku pejamkan mata Nisa
membangunkanku. Ternyata semua sudah berjalan
menuju kedalam pesawat alhasil
Aku sedikit sempoyongan sembari di geret Nisa lengket sekali rasanya mata ini.
“Brukkkkk...” Ya ampun kali ini Aku
bikin ulah lagi masak iya petugas pesawat Flight Attendant sebesar itu Aku
tubruk.
“Maaf Mas....” Aku
memohon supaya Mas Pramugaranya
tidak marah Kan bahaya kalau Aku sampai di marah.
“Iya...lain kali hati-hati mbak”
Jawabnya sembari berlalu meninggalkan Aku.
“Dini..... Sehari saja bisa tidak,
kamu itu nggak bikin ulah. Untung saja si Mas FA itu
e nggak marah sama kamu” Nisa sewot gitu sama Aku. Kemudian kami
duduk menunggu Demonstrasi safety.
“Din Handpone jangan lupa di
matikan. Kamu kan pikun maksimal” Nisa ngedumel di telingaku.
“Iya...eh Aku tunggu ditegur sama
Mas FA itu dulu baru deh nanti Aku matikan hehe”
“Ya ampun... Tuhan ampuni temanku
ini” Seketika Nisa nepok jidat sembari berucap demikian.
Lumayan lama sih nungguin
Demonstrasi safetynya sebelum Aku matikan hp Aku manfaatkanlah untuk mengambil
foto Mas Pramugara yang mirip banget sama aktor tampan Yogi Finanda. Nisa
melirikku dengan lirikan kesal dengan tingkahku.
“Iya nih...Aku matikan handponenya, mana berani juga Aku di denda
ratusan juta gitu” Aku berbisik di dekat Nisa sembari kumatikan handponeku
tersebut.
“Nis....Mirip Yogi Finanda...”
Ucapku girang. Siapa coba yang nggak bahagia banget diatas awan melihat lelaki
tampan seperti itu.
“Halah...ngaco. Sudah mending
tiduran Kamu, berisik tahu” Nisa sewot menghadap ke jendela melihat awan yang
memutih bak edelweis terlihat sangat cantik. Ciptaan Tuhan apa sih yang tidak
cantik.
“Namanya siapa Nisa?” Lagi-lagi Aku
mengganggu Nisa yang sedikit boring itu.
“Ya Allah...Dini di baca sendiri
lah...noh ada name text nya”
“Jangan keras-keras dong Nis nanti
orangnya bisa curiga, di sangka kita penjahat lagi”
“Ya makanya jangan ribet
sendiri.....” Wajah Nisa memerah karena saking kesalnya dengan Aku.
“Oke....Aku mau diam saja. Bye” Aku berusaha memejamkan
mataku kubuka lipatan meja yang ada di
depanku. Aku melanjutkan tidurku yang gagal tadi Aku sedikit kesal dengan Nisa
marah-marah melulu.
“Permisi Mbak....Permisi” Kudengar
suara samar-samar setelah beberapa menit Aku terlelap dalam tidurku. Aku terbangun perlahan sembari mengucek kedua mataku yang
masih lengket ternyata Mas Yogi Finanda yang menghampiriku.
“Iya mas...” Ku jawab dengan suara
yang sedikit parau.
“Mejanya tolong di lipat” Ucapnya
lembut sembari tersenyum. Duh rasanya
itu luar biasa di senyumin sama orang setampan itu. Kesempatan banget
tuh buat Aku lihat namanya. Keren juga namanya Eza adinata kutatap lekat name text yang nempel di bajunya itu.
“Maaf mbak ada yang bisa di bantu?” Ketahuan deh
kalau Aku merhatikan Dia..Ampun masalah baru lagi.
“Oh enggak Mas...makasih” Jawabku
celingukan. Sedangkan Nisa sudah asyik mentertawakanku.
“Puas......?” Aku sedikit menggerutu
menatapnya.
“Bangetttt...hahaaha makanya jadi
orang jangan ceroboh, malukan?”
“Ngapain malu, biasa aja......”
Semua orang saling berdesakan untuk mengambil posisi supaya cepat keluar,
kalau Aku sih santai saja semua juga pasti bakal keluar.
“Dini...cepetan” Nisa mendorongku.
“Sabar kenapa sih...masih bejubel
tuh. Kita nanti sajalah ” Ucapku santai. Nisa hanya tersenyum sinis.
Ketika sudah mulai tidak berdesakan
Aku dan Nisa baru keluar untuk menyusul rombongan lain yang sudah keluar lebih dulu.
“Terima kasih...telah terbang
bersama kami, selamat datang di Surabaya” Ucap Mas FA yang tampan-tampan itu. Tapi
mataku cenderung melirik Yogi finanda alias Eza Dia rupanya tersenyum padaku...duh
Tuhan manis banget. Aku sedikit berlari
menuruni tangga pesawat.
“Aaaaaaa terima kasih Tuhan....” Aku
berputar sembari membawa kantong plastik yang berisi makanan ringan yang ku
bawa dari Banjarmasin.
“Dini.......Dini ini sudah di jawa
Din masih saja Kamu ini” Tiba-tiba Bapak Rafi ada di sampingku.. Aku malu banget kebayangkan di tegur langsung
oleh Kepala Bidang di kantorku dan Aku
hanya bisa nyengir kuda. Masalahnya Aku bahagia banget dapat senyuman dari
orang yang mengagumkan. Inikah cinta..... langsung tuh Aku searching di media
sosial facebook siapakah Eza adinata. Account Facebooknya sih lumayan jarang di update tapi tidak ada salahnya juga Aku add dan tidak
lupa juga Aku mengirimkan sebuah pesan untuknya.
Ya hanya bisa itu sih yang bisa kulakukan.
Sore ini Kami meninggalkan
Bandara Juanda Surabaya menuju Kota
Malang tempat tinggal Bapak Rafi Kepala Bidang yang ikut serta bersama kami
untuk menghabiskan liburan dalam waktu sepekan. Lumayan sedikit sih rombongan
kita soalnya banyak yang kurang berminat. Kami berangkat hanya 25 Orang ditambah Kepala Bidang dan sekertaris dikantorku. Tapi
tetap seru dan menyenangkan sekali bagiku.
Perjalanan dari Surabaya ke Malang
cukup melelahkan Kami istirahat di Rumah Pak Rafi yang ada di Malang hingga
petang tiba. Sebagian temanku sudah ada
yang tertidur pulas, tidur-tidur ayam, tidur-tidur bebek nah kalau Aku sih
masih tidur-tiduran. Aku buka Facebook dan ternyata si Mas Eza balasin message
Aku. Luar biasa Aku bahagia banget.
“Waalaikum salam Apa kabar?”
Tulisnya di sebuah pesan sebagai balasan untuk ku.
“Alhamdulilh baik, Kakak apa kabar?”
Aku balik nanya ke Dia, sembari ketawa-ketiwi sendiri. Tak berapa lama Dia
membalas lagi.
“Sama baik juga” Disertai emoticon
smile..ampun siapa coba yang tidak gembira.
“Lagi Free ya, enggak terbang?”
Tanyaku hati-hati.
“Iya lah, kalau terbang mana bisa
balas message” Dia membalas lagi kali ini di sertai emoticon tertawa
terbahak. Rasanya Aku tidak mau tidur
malam ini tapi itu tidak mungkin soalnya
sudah lumayan malam sih, terpaksa Aku akhiri percakapanku kali ini.
“Yasudah selamat tidur Kakak”
Tulisku sebagai ucapan untuk mengakhiri sebuah percakapan.
“Selamat tidur” Balasnya untukku.
Di malam berikutnya Kita-kita
bersiap untuk pergi ke gunung Bromo yang terletak di antara empat kabupaten itu termasuk Kabupaten malang di Kawasan TNBTS
(Taman nasional Bromo Tengger Semeru) perjalanan yang sangat menyenangkan. Perjalan
hati yang tidak akan mudah untuk dilupakan. Raut wajah teman-temanku melukiskan
kegembiraan yang nyata.
Kawasan TNBTS memang dinginya luar
biasa. Kami tiba sekitar pukul 02:30 WIB demi mengabadikan dan menyaksikan
indahnya sunrise dan indahnya negeri diatas awan. Tuhan indahnya ciptaan-Mu
ucapku lirih di sela-sela kebekuan bibirku yang mulai membiru. Alis dan rambut
mataku di penuhi dengan kabut yang
sangat dingin....Anganku terus menyusuri
awan pagi yang dari tadi aku pandangi. Setiap Aku melihat awan selalu ingatanku
tertuju pada Eza sang pramugara tampan itu.
Bayangan wajahnya terus melekat di atas awan
itu. Tuhan bisakah Dia jadi milikku apakah Aku harus bermimpi untuk bisa
menyandingkan diriku dengannya....
“Phonselmu bunyi tuh” Nisa berbisik
di telingaku. Seketika anganku buyar.
“Aduhhh tanganku kaku banget Nis...”
Perlahan ku raih tas kecilku, sembari melenturkan jemariku yang kram. Lalu segera Aku buka phonselku yang beberapa kali berbunyi. Bunyi BBM dari
siapa pagi-pagi begini? Tanyaku dalam hati.
“Selamat pagiii...” Aku sangat
bahagia. Itu BBM dari Eza sang pramugara tampan itu.
“Pagi juga, sudah bangun?” Aku balas
messagenya sembari senyum-senyum sendiri.
“Sudah dong, nanti pagi Aku mau
terbang...Kamu sudah sholat belum?” Balasanya membuat Aku melayang diudara. Aku sedikit tidak percaya, ku coba mencubit pipiku sendiri yang sedikit
tertutup syal dan sakitnya memang terasa tandanya ini kenyataan.
“Kenapa Kamu...senyam-senyum
sendiri, udah gitu cubit-cubit pipi sendiri lagi?”
“Hehe...ada deh” Aku kembali
memperhatikan phonselku serta membalas message dari Eza.
“Wah terbang....Aku mau dong terbang
sama Kamu he he..Aku lagi di puncak Bromo
jadi belum sholat” Itulah balasanku untuknya.
“Yuu mariii “ Jawabnya singkat tak
lupa Ia selipkan emoticon senyum.
Kebahagiaan ini sangat lengkap
sekali. Kulihat awan yang sangat indah di pagi ini begitupun keindahan sunrise
yang sangat beautifull. Rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan ini semakin
terasa. Aku dan teman-teman tak lupa
mengabadikan moment sunrise dengan berbagai gaya.
Aku dan Eza semakin dekat saja. Dia
bahkan sudah tahu jika Aku adalah penumpang pesawat yang menabrak Dia dan orang
yang sempat dibangunkanya ketika tertidur diatas meja.
“Miripkan....?” Aku iseng saja
mengirimkan foto Eza yang sudah ku gabung dengan Foto Yogi finanda.
“Bedaaaaaa......” Jawabnya dari
sebrang sana.
“Abisan kadang mirip hehe”
“Versy apa hehe.....” Aku dan Eza
selalu BBMan Kita saling mendukung satu sama lain. Aku menyadari dengan
perasaanku ini bahwa Aku mencintai Eza tapi Aku tahu Diri itu semua tidak
mungkin. Jadi akan lebih baik jika hanya sebatas seperti ini. Aku tidak
menyesal mengenalnya. Aku tidak menyesal mencintainya meskipun cinta ini tidak
terbalas. Aku hanya berharap semua akan lebih baik. Aku semakin bersemanagat
saja mengejar impianku karena cintaku pada Eza. Mereka saja bisa kenapa Aku
tidak?
No comments:
Post a Comment