Friday, May 15, 2015

DI ATAS AWAN



                                                DIATAS AWAN
            Kali ini tempat kerjaku dari Kantor  Kota Air  mengadakan liburan   ke gunung Bromo Jawa timr  ya maksdunya siapa yang  mau  ikut saja tujuanya untuk kebersamaan  supaya lebih erat. Kita-kita sudah  ada di bandara nih dan  semua sudah siap.  Kita sudah  melakukan  boarding pass tinggal tunggu pesawat  yang  katanya sih belum datang sepertinya  akan  terjadi delay siang ini dan sungguh membosankan sekali ucapku dalam hati sedikit menggerutu Aku paling tidak suka menunggu.
            “Kamu kenapa?” Tanya Nisa sembari menyibakan  rambut yang sedikit menutupi matanya.
            “Males aja kalau delay” Kembali ku manyunkan bibirku.
            “Semua juga males kalau delay, memang Kamu aja” Nisa juga terlihat sedikit boring.         kupandangi satu persatu  rombongan  teman dan atasanku mereka fine-fine saja  jadi artinya yang  kebangetan  Aku? Ah tidak siapapun  bosan menunggu. Ku sandarkan kepalaku di bahu Nisa teman dekatku. Seketika  kantuk melanda dan Akhirnya Akupun tertidur  namun  belum seberapa lama ku pejamkan  mata Nisa membangunkanku. Ternyata semua sudah berjalan  menuju  kedalam pesawat alhasil Aku sedikit sempoyongan sembari di geret Nisa lengket sekali rasanya mata ini.
            “Brukkkkk...” Ya ampun kali ini Aku bikin ulah lagi masak iya petugas pesawat Flight Attendant sebesar itu Aku tubruk.
            “Maaf  Mas....” Aku  memohon  supaya Mas Pramugaranya tidak marah  Kan  bahaya kalau Aku sampai di marah.
            “Iya...lain kali hati-hati mbak” Jawabnya sembari berlalu meninggalkan Aku.
            “Dini..... Sehari saja bisa tidak, kamu itu nggak bikin ulah. Untung saja si Mas FA itu
            e nggak marah sama  kamu” Nisa sewot gitu sama Aku. Kemudian kami duduk menunggu Demonstrasi safety.
            “Din Handpone jangan lupa di matikan. Kamu kan pikun maksimal” Nisa ngedumel di telingaku.
            “Iya...eh Aku tunggu ditegur sama Mas FA itu dulu baru deh nanti Aku matikan hehe”
            “Ya ampun... Tuhan ampuni temanku ini” Seketika Nisa nepok jidat sembari berucap demikian.
            Lumayan lama sih nungguin Demonstrasi safetynya sebelum Aku matikan hp Aku manfaatkanlah untuk mengambil foto Mas Pramugara yang mirip banget sama aktor tampan Yogi Finanda. Nisa melirikku dengan lirikan kesal dengan tingkahku.
            “Iya nih...Aku matikan  handponenya, mana berani juga Aku di denda ratusan juta gitu” Aku berbisik di dekat Nisa sembari kumatikan handponeku tersebut.
            “Nis....Mirip Yogi Finanda...” Ucapku girang. Siapa coba yang nggak bahagia banget diatas awan melihat lelaki tampan seperti itu.
            “Halah...ngaco. Sudah mending tiduran Kamu, berisik tahu” Nisa sewot menghadap ke jendela melihat awan yang memutih bak edelweis terlihat sangat cantik. Ciptaan Tuhan apa sih yang tidak cantik.
            “Namanya siapa Nisa?” Lagi-lagi Aku mengganggu Nisa yang sedikit boring itu.
            “Ya Allah...Dini di baca sendiri lah...noh ada  name text nya”
            “Jangan keras-keras dong Nis nanti orangnya bisa curiga, di sangka kita penjahat lagi”
            “Ya makanya jangan ribet sendiri.....” Wajah Nisa memerah karena saking kesalnya dengan Aku.
            “Oke....Aku mau diam  saja. Bye” Aku berusaha memejamkan mataku  kubuka lipatan meja yang ada di depanku. Aku melanjutkan tidurku yang gagal tadi Aku sedikit kesal dengan Nisa marah-marah melulu.
            “Permisi Mbak....Permisi” Kudengar suara samar-samar setelah beberapa menit Aku terlelap dalam  tidurku.  Aku terbangun  perlahan sembari mengucek kedua mataku yang masih lengket ternyata Mas Yogi Finanda yang menghampiriku.
            “Iya mas...” Ku jawab dengan suara yang sedikit parau.
            “Mejanya tolong di lipat” Ucapnya lembut sembari tersenyum. Duh rasanya  itu luar biasa di senyumin sama orang setampan itu. Kesempatan banget tuh buat Aku lihat namanya. Keren juga namanya Eza adinata kutatap lekat  name text yang nempel di bajunya itu.
            “Maaf  mbak ada yang bisa di bantu?” Ketahuan deh kalau Aku merhatikan Dia..Ampun masalah baru lagi.
            “Oh enggak Mas...makasih” Jawabku celingukan. Sedangkan Nisa sudah asyik mentertawakanku.
            “Puas......?” Aku sedikit menggerutu menatapnya.
            “Bangetttt...hahaaha makanya jadi orang  jangan ceroboh, malukan?”
            “Ngapain malu, biasa aja......”
            Semua orang saling berdesakan  untuk mengambil posisi supaya cepat keluar, kalau Aku sih santai saja semua juga pasti bakal keluar.
            “Dini...cepetan” Nisa mendorongku.
            “Sabar kenapa sih...masih bejubel tuh. Kita nanti sajalah ” Ucapku santai. Nisa hanya tersenyum sinis.
            Ketika sudah mulai tidak berdesakan Aku dan Nisa baru keluar untuk menyusul rombongan  lain yang sudah keluar lebih dulu.
            “Terima kasih...telah terbang bersama kami, selamat datang di Surabaya” Ucap Mas FA yang tampan-tampan itu. Tapi mataku cenderung melirik Yogi finanda alias Eza Dia rupanya tersenyum padaku...duh Tuhan manis banget.  Aku sedikit berlari menuruni tangga pesawat.
            “Aaaaaaa terima kasih Tuhan....” Aku berputar sembari membawa kantong plastik yang berisi makanan ringan yang ku bawa dari Banjarmasin.
            “Dini.......Dini ini sudah di jawa Din masih saja Kamu ini” Tiba-tiba Bapak Rafi ada di sampingku..  Aku malu banget kebayangkan di tegur langsung oleh  Kepala Bidang di kantorku dan Aku hanya bisa nyengir kuda. Masalahnya Aku bahagia banget dapat senyuman dari orang yang mengagumkan. Inikah cinta..... langsung tuh Aku searching di media sosial facebook siapakah Eza adinata. Account Facebooknya sih lumayan  jarang di update  tapi tidak ada salahnya juga Aku add dan tidak lupa juga Aku mengirimkan sebuah pesan  untuknya. Ya hanya bisa itu sih yang bisa kulakukan.
            Sore ini Kami meninggalkan Bandara  Juanda Surabaya menuju Kota Malang tempat tinggal Bapak Rafi Kepala Bidang yang ikut serta bersama kami untuk menghabiskan liburan dalam waktu sepekan. Lumayan sedikit sih rombongan kita soalnya banyak yang kurang berminat. Kami berangkat hanya 25 Orang ditambah  Kepala Bidang dan sekertaris dikantorku. Tapi tetap seru dan menyenangkan sekali bagiku.
            Perjalanan dari Surabaya ke Malang cukup melelahkan Kami istirahat di Rumah Pak Rafi yang ada di Malang hingga petang tiba. Sebagian  temanku sudah ada yang tertidur pulas, tidur-tidur ayam, tidur-tidur bebek nah kalau Aku sih masih tidur-tiduran. Aku buka Facebook dan ternyata si Mas Eza balasin message Aku. Luar biasa Aku bahagia banget.
            “Waalaikum salam Apa kabar?” Tulisnya di sebuah pesan sebagai balasan untuk ku.
            “Alhamdulilh baik, Kakak apa kabar?” Aku balik nanya ke Dia, sembari ketawa-ketiwi sendiri. Tak berapa lama Dia membalas lagi.
            “Sama baik juga” Disertai emoticon smile..ampun siapa coba yang tidak gembira.
            “Lagi Free ya, enggak terbang?” Tanyaku hati-hati.
            “Iya lah, kalau terbang mana bisa balas message” Dia membalas lagi kali ini di sertai emoticon tertawa terbahak.  Rasanya Aku tidak mau tidur malam  ini tapi itu tidak mungkin soalnya sudah lumayan malam sih, terpaksa Aku akhiri percakapanku kali ini.
            “Yasudah selamat tidur Kakak” Tulisku sebagai ucapan untuk mengakhiri sebuah percakapan.
            “Selamat tidur” Balasnya untukku.
            Di malam berikutnya Kita-kita bersiap untuk pergi ke gunung Bromo yang terletak di antara empat kabupaten  itu termasuk Kabupaten malang di Kawasan TNBTS (Taman nasional Bromo Tengger Semeru) perjalanan yang sangat menyenangkan. Perjalan hati yang tidak akan mudah untuk dilupakan. Raut wajah teman-temanku melukiskan kegembiraan yang nyata.
            Kawasan TNBTS memang dinginya luar biasa. Kami tiba sekitar pukul 02:30 WIB demi mengabadikan dan menyaksikan indahnya sunrise dan indahnya negeri diatas awan. Tuhan indahnya ciptaan-Mu ucapku lirih di sela-sela kebekuan bibirku yang mulai membiru. Alis dan rambut mataku di penuhi dengan  kabut yang sangat dingin....Anganku  terus menyusuri awan pagi yang dari tadi aku pandangi. Setiap Aku melihat awan selalu ingatanku tertuju pada Eza sang pramugara tampan  itu. Bayangan wajahnya terus melekat di atas awan  itu. Tuhan bisakah Dia jadi milikku apakah Aku harus bermimpi untuk bisa menyandingkan diriku dengannya....
            “Phonselmu bunyi tuh” Nisa berbisik di telingaku. Seketika anganku buyar.
            “Aduhhh tanganku kaku banget Nis...” Perlahan ku raih tas kecilku, sembari melenturkan jemariku yang kram.  Lalu segera Aku buka  phonselku  yang beberapa kali berbunyi. Bunyi BBM dari siapa pagi-pagi begini? Tanyaku dalam hati.
            “Selamat pagiii...” Aku sangat bahagia. Itu BBM dari Eza sang pramugara tampan itu.
            “Pagi juga, sudah bangun?” Aku balas messagenya sembari senyum-senyum sendiri.
            “Sudah dong, nanti pagi Aku mau terbang...Kamu sudah sholat belum?” Balasanya membuat Aku melayang diudara.  Aku sedikit tidak percaya,  ku coba mencubit pipiku sendiri yang sedikit tertutup syal dan sakitnya memang terasa tandanya ini kenyataan.
            “Kenapa Kamu...senyam-senyum sendiri, udah gitu cubit-cubit pipi sendiri lagi?”
            “Hehe...ada deh” Aku kembali memperhatikan phonselku serta membalas message dari Eza.
            “Wah terbang....Aku mau dong terbang sama Kamu he he..Aku lagi di puncak Bromo
             jadi belum sholat” Itulah balasanku untuknya.
            “Yuu mariii “ Jawabnya singkat tak lupa Ia selipkan emoticon senyum.
            Kebahagiaan ini sangat lengkap sekali. Kulihat awan yang sangat indah di pagi ini begitupun keindahan sunrise yang sangat beautifull. Rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan ini semakin terasa. Aku dan  teman-teman tak lupa mengabadikan moment sunrise dengan berbagai gaya.
            Aku dan Eza semakin dekat saja. Dia bahkan sudah tahu jika Aku adalah penumpang pesawat yang menabrak Dia dan orang yang sempat dibangunkanya ketika tertidur diatas meja.
            “Miripkan....?” Aku iseng saja mengirimkan foto Eza yang sudah ku gabung dengan Foto Yogi finanda.
            “Bedaaaaaa......” Jawabnya dari sebrang sana.
            “Abisan kadang mirip hehe”
            “Versy apa hehe.....” Aku dan Eza selalu BBMan Kita saling mendukung satu sama lain. Aku menyadari dengan perasaanku ini bahwa Aku mencintai Eza tapi Aku tahu Diri itu semua tidak mungkin. Jadi akan lebih baik jika hanya sebatas seperti ini. Aku tidak menyesal mengenalnya. Aku tidak menyesal mencintainya meskipun cinta ini tidak terbalas. Aku hanya berharap semua akan lebih baik. Aku semakin bersemanagat saja mengejar impianku karena cintaku pada Eza. Mereka saja bisa kenapa Aku tidak?
           










No comments:

Post a Comment