Saturday, December 26, 2015

Bukan mengeluh tapi sedikit lelah

Ya Robb mungkin air mata ini telah lama kering, aku berusaha asik menjalani hidup ini... Namun disaat seperti ini, saat menjelang pergantian tahun masehi tidak kupungkiri jika tiba² air mata yang telah lama beku kini meleleh dengan sendirinya... Bukan maksud aku mengeluh atas takdirku namun aku juga ingin seperti yang lain ya Robb... Yang berbahagia dengan keluarga kecilnya, memiliki keluarga yang sakinah suami saleh, anak² yang saleh salehah.... Aku juga ingin seperti itu.. Umurku terus bertambah aku semakin tua ya Robb... Jangan kau biarkan aku sendiri dalam waktu yang lama karena aku pun ingin menjalani rangkain sunah²-Mu seperti halnya menikah... Ku mohon keridaan-Mu ya Allah ku mohon magfirah-Mu...karena hamba tahu Kaulah maha pemaaf... Muliakan diriku yang hina ini, dengan kemuliaan-Mu.. sungguh hamba tidak akan sanggup menghadapinya tanpa kekuatan-Mu...aku lemah, beri aku petunjuk... Kau maha tahu dari apa-apa yang tidak aku ketahui...

sementara sendiri -by geisha

Terpaksa aku sendiri
 Sementara saja kini
 Bersabar kan datang hari
 Meskipun ku lelah
 Aku takut kamu tak mengerti
 Caraku sampaikan rasa ini
 Ajarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa
 Agar kamu kan percaya begitu ku butuh cinta
 Kembali lagi terulang
 Tergores hatiku ini
 Setelah lama menyimpan rasa ini
 Terlalu dalam, terlalu dalam
 Ajarkan aku tuk bisa dapat ungkapkan rasa
 Agar kamu kan percaya begitu ku butuh cinta
 Ajarkan aku tuk bisa dapat merangkai kata
 Agar kamu kan dengarkan bibirku katakan cinta sekarang
 Aku takut kamu tak mengerti caraku sampaikan rasa ini
 Kamu tak mengerti
 Agar kau percaya
 Aku butuh cinta
 Merangkai kata
 Bibirku katakan cinta sekarang
 Ku benci sendiri, ku benci sendiri, takut gagal terus begini

Monday, December 21, 2015

Maa

Maa. .....peluh dan resahmu menguatkanku. Kau biarkan dahaga seakan mencekik hingga senyum indahmu, senyum tulusmu sedikit tertutupi kerutan-kerutan yang semakin banyak nampak di wajahmu. Kau lakukan semua itu karena aku, karena kami putra-putrimu..... aku baru menyadari setelah berhasil membuat air matamu mengalir, bukan karena kau bosan dengan putra-putrimu. Karena air mata itu kau tunjukan pada-Nya sebagai bukti kasihmu yang begitu tulus, doamu yang terus mengalir tanpa henti... Meskipun aku tahu akulah penyebab air mata itu. Terlalu sering aku membuat tangis di wajah sejukmu. Bahkan selalu melukai hatimu dengan kalimat egoku.
Maa.... Tak ada kasih yang tulus didunia ini selain darimu... Kau begitu istimewa untuk hidupku, Allah akan ridha padaku jika kaupun demikian... Tak ada kalimat yang lebih indah lagi yang bisa mengalahkan keindahanmu Maa.... Aku hanya mampu sedikit menuliskan dari sekian banyak ungkapan bahagiaku yang tak bisa ku ungkapkan hanya dengan aksara. Ketulusan kasih sayang dan pengorbananmu..membuatku hanya mampu tertegun, menatap wajah sejukmu .. Betapa tak berdayanya aku tanpamu, tanpa doa-doamu yang selalu kau persembahan pada sang khalik.. Sebagai permintaan keridhaan atas hidupku. Maa... You is everything for me... Thanks Maa... Syukron katsiron ya habibah qalbi 😢 :'( air mataku tak bisa sebanding dengan air matamu....

Friday, December 18, 2015

Friday

Ketemu lagi dengan hari Jumat, perasaan kok cepet bener ya pergantian hari,, bahkan gak kerasa sekarang sudah berada di penghujung 2015' sedikit baper sih ya masih aja single...tapi kudu percaya bahwa inilah rencana indah-Nya kita² gak bakal ngerti kan apa yg terjadi di kemudian hari cuma Allah yang maha tahu... Semoga jauhhh lebih baik dari sebelumnya...Allah itu baik, baik banget, Allah bakal dengerin dan mengabulkan do'a² Hamba-Nya. Asalkan kita ada permintaan dan juga keyakinan terhadap Allah.... Jangan sedikitpun meragukan kuasanya. Yeng jelas tadi aku gak sengaja ngeliat dia, ketika aku asik bengong nyuci kendaraan.... Samar2 ku aku ngelihat mobil berlalu tepat di depan mataku, dan ternyata.....iya itu tadi, dia ada didalam mobil itu...bayangan persis wajah dia kulihat dari balik kaca mobilnya... Lagi² dia gak ngerti kalau tadi aku merhatiin dia... Hemmm aku lihat kamu tapi kamu gak pernah lihat aku.. Aku mengenali sosokmu tapi tidak dengan kamu... Selamat malam pria salehku...semoga Allah senantiasa menjagamu ...

Tuesday, December 15, 2015

Baper versi Aku

Ketika itu aku tahu dia hanya dari sebuah cerita aja, aku cuek hanya senyum-senyum pas diajak cerita soal dia. Lelaki saleh yang kini aku cintai... Aku penasaran dengan sosoknya, diam-diam aku melihat salah satu akun sosial media miliknya, iya aku doyan banget buka fb adek aku...secara dia udah temenan, dia muridnya. Lelaki saleh itu salah satu pendidik di sekolah aliyah negeri di kota air..... Kota kami berdua.
aku mulai terpikat dan ingin tahu lebih jauh soal dia, kalimat yang ia tulis santun dan bijak ..aku tertegun karena ketampanan hatinya, karena kesalehanya tanpa aku berpikir panjang tentang sakit hati di kemudian hari... Hatiku yang biasa sulit mencintai perlahan terbuka dengan sendirinya. Aku menyukai aktifitasnya yang begitu banyak manfaat. Aku menyukai cara pandanganya...entah begitu mudahnya aku mencintai dia tanpa bisa ku uraiakan alasanya. Sungguh saat ini hatiku perih karena merindukanya... Pengorbanan untuk lebih dekat dengannya tidak mudah, aku add akun Facebook miliknya...tapi sudah hampir sebulan tidak ada pemberitahuan bahwa pertemananku diterima. Sakit...sakit banget rasanya yaudah aku batalin permintaan pertemanan itu kemudian aku cari Twitternya...lagi-lagi tak membuahkan hasil. Twitternya di privat bahasa kerennya, di gembok bahkan sampai saat ini. Aku orangnya baper sampai² aku mikir...oh mungkin aku gak shalehah...krn aku gak dari pesantren, aku tahu aku gak cantik...aku mesti tahu diri...iya aku tahu itu.
pada suatu ketika setelah shalat dhuha aku berdoa sambil nangis "ya Allah aku ingin kenal dia, aku sayang sama dia..aku mau add Facebooknya lagi... Ridhai y Allah supaya dia mau mengkonfirmasi fbku..." Lucu memang tapi ini sungguhan... Air mataku benar² ngalir krn memang aku menginginkan hal itu. Akhirnya dua bulan keinginan tersebut terwujud. Keinginan yang sepele tapi bagiku itu luar biasa. Aku aneh ya??? Itulah cinta... Lima bulan rasa ini berlabuh di hatiku tanpa dia tahu...sekalipun sudah bisa melihat aktifitasnya di Facebook aku juga tidak berani mengganggunya.. Aku cukup puas melihatnya baik-baik saja.. Meskipun gak tahu secara pasti. Tapi aku terimakasih banyak sama dia karena dia memang baik, baik bgt yaa untuk siapa aja sih gak hanya sama aku. Cewek-cewek di sekitar dia cantik2, itulah yg ngebuat aku terkadang perih gak jelas, bawa perasaan secara aku sadar siapa sih aku...wanita miskin yang tidak pernah di perhitungkan sama sekali.. Aku merindukan dia, yang tidak pernah merindukan aku... Boro² rindu pernah masuk di pikirany juga gak... Rasa cinta ini memang indah tapi terkadang sakit menahan perih ...menjaga cinta sendirian ini... Aku sama dia satu kota, tapi gak pernah ketemu hanya sekali aja itu pun jauh bgt... Sedih yaa... gmn gak baper coba. . Selamat malam pria salehku semoga kebaikan selalu menyertai setiap gerak langkahmu ..salam ya habibie qalbi ❤ afwan udah lancang dengan perasaan yang tidak tahu diri ini... Jangan takut aku tidak akan mengganggu hidupmu akhi... Izinkan aku mencintaimu sampai pada akhirnya Allah mencabut rasa ini....

Pentingnya menuntut Ilmu

Pentingnya Menuntut Ilmu
Aku gak bisa sekolah di Jawa seperti keinginanku selama ini. Aku harus bisa menerimanya meskipun sedih sekali rasanya. Aku harus bisa menerima  keadaan orang tuaku. Aku disekolahkan di SMK pertanian, sekolah yang masih berstatus persiapan dan memiliki murid yang bisa dihitung dengan jari. Kenapa sih aku nulis semua ini? Ya supaya kalian semua itu tahu bahwa kalian itu gak sendiri, masih banyak orang-orang yang kurang beruntung seperti aku yang berusaha bertahan di dalam kesulitan hidup untuk mengenyam pendidikan, karena menurutku  pendidikan itu perlu sekali. Menuntut ilmu itu penting seperti yang diriwayatkan Abu Darda’ r.a: “Barang siapa melakukan perjalanan untuk keperluan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakan sayapnya bagi pencari ilmu karena senang dengan apa yang diperbuatnya dan sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan ada di bumi, termasuk ikan di air. Dan keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan  seorang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu maka barang siapa yang memeganginya, ia akan memperoleh bagian yang sempurna.” (H.R. Tirmizi).
Banyak pendapat bahwa agama Islam itu menentang ilmu dan menghambat lajunya teknologi, sebenarnya tidak seperti itu. Justru sebaliknya, Islam mendorong lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan sebagai produk akal senantiasa dapat diikuti oleh kita semua termasuk agama Islam, karena Islam memberikan tempat yang luas bagi pengembangan pemikiran manusia. Akal diperintahkan untuk bekerja dengan giat memikirkan dengan serius dan mendalam terhadap segala hal dan segala peristiwa di alam raya ini, seperti firman Allah. “Katakan olehmu (Muhammad): Perhatikanlah olehmu apa yang ada di langit dan di bumi” (QS.Yunus:101).
Penempatan akal pada posisi yang sentral mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam terutama pada abad ke-8 dan ke-13 Masehi, yang melahirkan para cendikiawan dan ilmuan muslim. Sejarah membuktikan  pada waktu itu didirikan universitas-universitas Islam di Cordoba (Spanyol), Universitas Al-Ahzar di Mesir, dan Universitas Al-Nizamiyah (Baghdad). Sehingga berkembanglah ilmu pengetahuan di dunia Islam jauh-jauh hari sebelum orang-orang Eropa mengembangkannya. Jadi tidak benar jika Islam itu menghambat lajunya perkembangan ilmu dan teknologi.
Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat menghayati  kekuasaan Allah yang tidak terbatas, sehingga manusia dapat merasakan keterbatasan dan kelemahan dirinya di hadapan Allah. Karena itu sudah sepantasnya manusia itu menghambakan diri kepada Allah yang Maha Kuasa (sebagian tulisan itu aku kutip dari materi kuliahku untuk referensi bahwa menuntut ilmu itu memang penting).
Buat kalian-kalian yang tinggal di tempat tertinggal seperti aku jangan berkecil hati dan patah semangat untuk menuntut ilmu. Allah Maha Tahu dan keadaan yang seperti ini juga datangnya dari Allah, jadi bisa-bisanya kita saja memanfaatkan kesempatan yang ada. Sedikit apapun yang kita peroleh kalau  kita mensyukurinya insyaa Allah berkah dan jangan pelit untuk berbagi. Semakin dibagi ilmu yang kalian peroleh akan semakin bertambah, apalagi kita berada dalam situasi yang serba kekurangan.  Kita yang tinggal di pedesaan  jauhlah dari kata sejahtera bahkan banyak yang tidak tahu nama desa yang kutempati ini, betapa tidak dikenalnya tempat ini.  Terkadang aku malu, tapi bagaimana aku harus malu, karena memang tempat ini  tempat tinggalku. Tapi setidaknya jika menyebutkan dengan embel-embel sejuta hektar peninggalan Bapak Presiden Soeharto insyaa Allah masih sedikit ada yang tahu. Tidak masalah teman kita tinggal di desa terpencil tapi setidaknya kita tidak  ketinggalan  jauh dari mereka. Biar saja kita dikatakan ndeso tapi gunakan pikiran kita sama dengan orang kota. Berpikir secara bijak dan bisa memaknai betapa pentingnya perjuangan untuk mengejar suatu harapan dan impian yang sudah tertulis di benak kita sejak kecil. Kata Mas Mahendra kapten pilot Lion Air, “Wujudkan  itu dengan usaha dan niat yang kuat dari dalam diri kita sendiri bukan dari orang lain, orang tua, dan  teman. Semua itu keluar dari dalam diri kita. Tidak mungkin cita-cita dari orang lain kan, pastilah lahir dari dalam diri sendiri, kalau saya saja bisa, kenapa kamu gak?”
Aku tahu cita-citaku jadi jurnalis tidak terwujud, ya... karena itu tadi aku kurang memiliki tekad yang kuat. Jadi kamu-kamu yang masih dalam tahap untuk mewujudkan mimpi itu, ayo semangat! Masih panjang jalanmu. Bagi yang tidak mampu jangan berkecil hati, kalau punya cita-cita jadi seorang pilot lihat saja Mas Mahendra bagaimana usaha beliau untuk mewujudkan impianya. Memang tidak mudah tapi terus kejar impianmu itu dengan usaha dan jangan pernah menyerah. 
Waktu itu memang malas-malasan sekali aku masuk ke sekolah. Ya aku mengimpikan sekolah yang bisa memliki banyak teman. Bayangkan saja, baru berapa angkatan di sekolahku ini, baru ada dua angkatan pertama dan keduanya angkatanku yang jumlah siswanya cukup memprihatinkan sekali. Sedikit yang berminat, entah apa alasanya, atau mungkin alasan yang sama sepertiku yang jelas pada awal-awal masuk kerap sekali aku dan teman-temanku bolos, padahal ada gurunya, hehe. Jangan diikuti yang begini. Bukan niatan bandel si awalnya karena kalau tidak ada rasa suka gimana sih? Sulit sekali untuk memaksa suka dan menerimanya begitu saja. Jujur ketika itu aku hanya melakukan semua itu demi orang tua. Aku tetap memaksakan untuk tetap bertahan di tengah suara tetangga-tetanggaku yang menghina sekolahku. Mereka bilang begini, “Apaan sekolah pertanian, nyangkul mah tidak perlu sekolah semua juga bisa?” Makin sedih aku mendengar kalimat itu. Ada rasa marah, kecewa, terluka, dan hampir keluar ini air mata, tapi aku berusaha sekuat tenaga untuk menahanya. Aku balas saja lah pernyataan itu dengan kalimat sok bijak, “Lah sekolah pertanian bukan mesti  nyangkul, dan lagi kita bisa jadi petani berdasi, kita bisa me-manage keperluan kita dalam berusaha tani. Tidak akan rugi kok!” Meskipun sedikit emosi setidaknya aku membela nama baik sekolahku. Kini statusnya telah berubah menjadi negeri dan memiliki kantor sendiri meskipun ruang belajarnya masih nebeng tuh di SLTP. Gak hanya sekolahnya yang nebeng, kepala sekolahnya pun nebeng sama kepala sekolah SLTP. Pokoknya nguat-nguatin deh waktu itu. Apalagi teman dekatku berhenti karena dia dipaksa untuk menikah. Jujur aku sedih banget, masalahnya apa-apa aku selalu sama dia. Tapi tetap saja aku harus bertahan dan berusaha menikmati itu semua meskipun perlahan teman-teman semakin habis, bahkan hanya tersisa perempuanya saja yang berjumlah lima orang. Mendingkan kalau lelaki bisa jadi pandawa lima. Tapi tetap seru, sudah seperti keluarga sendiri sama mereka, soalnya pada asyik gitu sih anaknya jadi tambah nyambung makin hari.
Kali ini sekolahku sudah memiliki tiga angkatan, lumayan rada seru lah dan perlahan aku sedikit menikmati. Aku berusaha bertahan di sini untuk menghadapi berbagai problematika yang ada. Aku bukanlah orang yang cantik juga menarik, kayak yang lain. Ciee, kok jadi curhat? Begini dari awal pun aku masuk ke sekolah itu tidak ada niatan atau bertujuan untuk mencari pacar. Pacar? Tahu kan itu loh timun yang dicincang-cincang dikasih cuka buat teman makan daging? Itu acar ya, hee... Secara, banyak ceweknya juga gimana coba mau pacar-pacaran, kan kasihan mereka yang ngarep begitu, tapi yang namanya cerita kehidupan tetap bisa buat mereka. Ada yang  macarin adik kelas, bla..bla... Kalau aku sih cukup tahu diri sajalah, lagian kalau dari awal tidak berniat untuk itu ya mana bisa, niat itu kan dari dalam hati,  mencintai itu kan dari hati. Tapi kalau sekedar kagum-kagum doang sih ya adalah ya, because i’m normal, hehe.... Dari awal aku selalu bilang maksa dan berusaha bertahan untuk berada di sekolah itu tapi semakin hari semakin kurasakan kedamaian dan kenyamanannya untuk sekolah di tempat itu. Apapun itu yang terutama adalah nyaman, jika sudah merasa nyaman pasti akan tenang dan bahagia dengan sendirinya secara perlahan. Seperti itulah yang aku rasakan pada saat itu, faktor pendukung kenyamanan pasti ada, karena teman-temanya pada asyik dari adik kelas sampai kakak kelasnya, demikian juga dengan guru-gurunya. Mereka bisa menggunakan metode belajar yang bisa membuat siswa merasa dekat dengan gurunya, terlebih menerapkan sikap saling memiliki, ya lebih kekeluargaan seperti itu. Meskipun di akhir aku bersekolah kurang begitu menyenangkan, tapi tetap akan selalu mengingat apa pun kenangan terindah yang pernah kurasakan selama aku berada di sana untuk menimba berbagai ilmu yang sudah mereka beri dengan susah payah. Alumni dari sekolahku sangat luar biasa sekali prestasinya. Aku bangga pernah bersekolah di sana.

Monday, December 14, 2015

merindukanmu...

aku sangat merindukanmu malam ini.. Aku tak berani menyapamu walau sekedar dengan ucapan selamat malam kak, lagi sibuk apa..sekarang dimana...tidak ada keberanian untuk melakukan itu, aku takut kau bosan denganku, aku takut menganggumu. Sungguh rindu ini telah memuncak malam ini, aku hanya mampu memandangi fotomu yang aku ambil dari blogmu. Maaf selain lancang berani mencintaimu aku juga telah lancang mengambil fotomu.... Selamat malam ya habibie, semoga mimpi indah. Aku sayang kamu, aku merindukan perjumpaan denganmu

Ingin jadi jurnalis

Ingin Jadi Jurnalis
Layaknya anak kecil yang lain aku juga punya cita-cita. Wah pokoknya paling suka kalau ditanyain soal itu. Temen-temen kalau ditanya soal cita-cita mereka menjawab beragam, ada yang ingin jadi polisi, TNI, pilot, dokter, guru, dan masih banyak lagi. Macam-macam yang aku sebutin tadi terlalu banyak yang memakai, bahkan sampai saat ini pun banyak banget bocah kalau ditanya cita-cita gak ninggalin yang namanya jadi polisi, pilot, dokter, dan guru. Entah apa karena hanya seru-seruan atau mungkin mereka tahu kalau gajinya gede, makanya mereka punya cita-cita seperti itu, atau karena pekerjaan bergengsi, memangnya anak kecil mengerti? Ah, yang jelas siapapun punya hak atas cita-cita yang ada dalam diri masing-masing, soal tercapai atau tidak itu urusan belakang yang jelas sudah bagus tuh kalau punya harapan apa lagi cita-cita seperti itu tadi, kita kan tidak ada yang tahu ke depanya jalan hidup kita, semiskin apapun kita saat ini tidak boleh putus asa. Memiliki harapan besar itu harus apa lagi sampai sungguh-sungguh kita meraihnya, itu baru TOP banget.
 Cita-citaku beda banget sama mereka, dari kecil aku pengen banget jadi orang yang bawain berita kaya yang sering aku lihat di televisi. Ketika duduk di bangku SLTP semakin kuat keinginanku menjadi seorang jurnalis di salah satu stasiun televisi yang  lumayan terkenal. Kan keren ya, itu seperti crew-crew TV yang kece-kece badai. Pokoknya aku dulu pengen banget jadi jurnalis, menurutku seru aja gitu  kita bisa ngepoin orang. Hmmm... bukan gitu juga kali ya, seru saja kerja jurnalis itu pengorbanannya luar biasa, dari dihina orang sampai dicari orang. Di samping  itu bisa juga kan nampang di TV bawain berita, wiihh... keren! Aku mau banget soalnya ada saudara gitu dulu dari Jawa yang tugas bawain berita di TVRI, terus dari situ makin kuat deh keinginan itu, tapi itulah cita-citaku  yang tidak bisa kuraih.
Kecewa sekali ketika impian kita dari kecil tidak bisa kita raih dan bahkan lewat begitu saja. Namun apapun itu sudah menjadi kehendak-Nya, tidak mungkin kita memaksa Allah sesuka hati kita. Minta boleh dengan penuh kesabaran yang disertai usaha dan niat yang kuat. Memang sih pada saat itu keadaan ekonomi keluargaku benar-benar diambang tidak aman dan memang begitulah keadaan keuangan orang tuaku, tidak stabil sehingga tidak ada sedikit jalan pun yang terbuka demi mewujudkan cita-citaku, tapi sekali lagi kita harus bisa mensyukuri apapun yang Allah sudah  kasih sama  kita. Yang kaya biar saja berjaya itu hak mereka dan kita jangan sampai kalah dengan mereka dari segi mendekatkan diri sama Allah. Memang mau, semua serba kalah di bawah mereka? Kalau bisa ketakwaan kita tetap sama dengan mereka kalau bisa lebih baik. Hanya itu kunci kita sebagai orang yang tidak mampu, jangan sampai menjauhi Allah supaya kita tetap kaya. Dijamin rugi kalau kita diuji sedikit saja marah dan  menjauhi Allah, lantas kita mau minta sama siapa? Pemerintah? Bakal lama nunggunya. Mereka saja Allah yang kasih.
Kalau kita baik sama Allah yakin deh Allah juga pasti baik sama kita. Allah gak bakal tega kalau lihat kita selalu bersimpuh, bersujud mohon ampun atas segala kesalahan, dosa yang  telah kita lakukan dan gak bosan-bosannya minta ampun setiap kita habis melakukan kesalahan. Ya wajar namanya manusia tidak lepas dari yang namanya dosa, tapi setidaknya ada upaya untuk memohon ampun serta berusaha sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Allah kan Maha Kaya, dunia ini milik Allah. Sekali pun dijauhi orang kaya kita masih punya Allah yang maha kaya.  “Jangan takut dengan  masalah besar karena kita punya Tuhan yang lebih besar”.

Cinta sendirian

Tau kah kamu aku mengagumimu
Dengan sepenuh hati. Hati yang tak bernyali
Tau kah kamu aku memiliki fotomu
Kau yang ku pandangi. Ku pandang pandangi tak henti henti. Bila saja engkau tau betapa besar rasaku
Rasa cintaku padamu
dikejauhan hatimu
Inikah namanya cinta sendirian yang kurasakan
tiada keberanian menyatakan aku cinta
hatiku yang malang
Teruslah bertahan jangan kau hilang
buktikan cintamu teramat dalam
meski harus cinta sendirian
Tau kah kamu aku memiliki fotomu
ku pandang pandangi
ku pandang pandangi tak henti henti
Bila saja engkau tau betapa besar rasaku
Rasa cintaku padamu
dikejauhan hatimu
Inikah namanya cinta sendirian yang kurasakan
tiada keberanian menyatakan aku cinta
hatiku yang malang
Teruslah bertahan jangan kau hilang
buktikan cintamu teramat dalam
meski harus cinta sendirian
Tiada pernah ku ingi di keadaan ini
Melihatmu di pelukan hati yang lain
Namun apa daya bibirku tak bisa
Suarakan hati ini
Inikah namanya cinta sendirian yang kurasakan
tiada keberanian menyatakan aku cinta
hatiku yang malang
Teruslah bertahan jangan kau hilang
buktikan cintamu teramat dalam
meski harus
meski harus
meski harus
Cinta sendirian
...................by : Syahrini with maruli

Saturday, December 12, 2015

Do'a

ROBBI HABLII MILLADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH”.
Artinya:
“Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat”.

kamu lagi

Salam sayang selalu untuk kamu... Semoga kamu sll dalam lindungan Allah..maafin aku ya ..yg udah lancang banget sama kamu..karena aku memiliki rasa yg tidak sepantasnya.. Aku  simpan rasa ini dalam diam tanpa kamu tahu..aku sll sebut nama kamu dalam baitan doa namun sepertinya kamu gak ngerasa, iya aku tahu karena kamu tidak memiliki rasa yg sama.. Aku gak ingin kamu tahu rasa ini, karena jika kamu tahu...kemungkinan besar yg terjadi, kamu bakal ngejauhin aku meskipun aku dan kamu gak pernah saling kenal tapi setidaknya aku bahagia...kamu mau merespon chatingan aku..meskipun sedikit berubah tidak seperti awal dulu..kamu suka becanda kirim emote tertawa udah cukup bikin aku bahagia ...sekarang kamu tidak pernah lagi bercanda..aku gak ingin kamu tahu rasa ini.. Aku tahu diri ...banyak sekali wanita cantik dan hebat di s ekeliling kamu, aku bisa apa dengan rasa ini cukuplah aku nikmati sendiri rasa ini karena sekalipun kamu gak tahu, Allah tahu.. Karena rasa inipun datangnya dari Allah.. Aku sayang kamu selalu... Sayang banget...

Rindu yang belum pasti

Entah kenapa kalau malam minggu seperti ini banyak banget yg terkena sindrom malming... Sudah tradisi kali yaa, kamu tahu gak... Aku seperti ngerasain kehadiranmu disini,,hanya rasaku aja ... Iya sekalipun
benar²....kamu sedang berada disini,, diantara rindu yang tidak pasti.. aku bisa apa?? Sedangkan aku gak tahu apa yang kamu lakukan, sedang bersama siapa kamu... Gak akan aku tahu. Aku ini siapa seseorang yg gak penting buat kamu... Orang yg selalu merindukan kamu...tapi aku gak tahu siapa yg kamu rindukan, rinduku gak pasti...gak seperti orang²... Itu, rindu mereka jelas dan pasti...aku capek dengan semua ini, tapi aku gak bisa mengakhiri semua ini. Aku sayang sama kamu sekalipun kita belum pernah di perjumpakan. Aku selalu berharap namamulah yg tertulis di lauhul mahfudz untukku. Aku selalu berhayal kau menyapaku dengan senyuman tapi itu tak kunjung jadi kenyataan. Aku hanya mampu mencintaimu dalam diam...aku hanya mampu memandangmu dari kejauhan, menatapmu dari balik kerapuhanku yang selalu berharap kau pun memiliki rasa itu tapi kenyataan tak seindah impian. Bahkan aku tak seubahnya seperti seorang fans yang mengagumi idolanya..hanya berani menyapa dan bertanya tanpa ada timbal balik darimu...sekalipun hanya di sosial media setidaknya sedikit mengurangi rasa rindu ini.... Maaf rasa inipun datang dari-Nya ini anugerah dari Allah.. Tak kuasa aku menolaknya... Selamat malam pria shalehku, mungkin rasa ini suatu saat akan memudar... Seiring aku mengetahui siapa wanitamu :'(

Tidak lulus ujian

Tidak Lulus Ujian
“Aku lulus gak ya? Ih... aku lulus gak ya?” suara-suara centil itu menganggu pendengaranku. Mereka terlalu ramai membahas soal lulus atau gak menjelang satu bulan akan dilaksanakannya Ujian Nasional. Aku yang merasa suka les dan jarang alpa berusaha santai, masa iya gak lulus, sudah setengah mati berusaha sampai hujan badai pun tetap turun les, yah meskipun aku sangat tidak yakin untuk bisa lulus. Aku berusaha gak mempedulikan itu, yang lain les hanya dijadikan ajang ketemuan dan fashion show. Mereka suka ngobrol gitu, “Ih... baju kamu baru ya, berapa harganya?” bibirnya monyong ke sana ke mari, rasanya ingin sekali kukuncir sama gelang karet yang bau terasi biar tahu rasa. Tapi cuma sebatas ingin, mana mungkin aku berani melakukan hal itu, aku kan cemen, ide-ide cemerlang aja cuma muter di kepala doang, gak pernah berhasil terekspos. Terlihat bego dan seolah manusia telat mikir, tapi itu lah kenyataan, mulutku memang kaku seperti dikasih formalin, kalau untuk bicara seperti ada yang menghalang di tenggorokan. Makanya aku terkenal pendiam, kadang aku gak terima kalau dikatain pendiam, tapi atas dasar apa aku gak terima? Karena jarang sekali aku bicara, mungkin hanya dengan orang-orang terdekat baru bisa rame. Jadi ketika di SLTP aku bukan murid yang disayang guru seperti teman-temanku, bahkan tidak seperti saudara-saudaraku yang lain yang bisa memberikan kesan indah pada setiap jenjang yang mereka lalui, di situ aku suka merasa iri banget, lagi-lagi, kenapa aku begini?
Mereka memang gonta-ganti baju bagus ketika les, secara buat ketemuan sama pacar mereka, bakalan malu lah kalau berantakan. Ada juga yang tebar pesona dandan sedemikian rupa supaya ada yang naksir. Aku saat itu hanya berpakaian seadanya, kalau boleh dibilang culun banget, rambutku hanya kuikat biasa memakai pakaian tidur, iya baju yang suka dipakai orang-orang buat tidur seperti piama gitulah, celana kegedean, tas ransel kugendong susah payah karena aku kurus dan kecil ditambah lagi hitam, alisku yang tebal semakin jelas mengerut saat matahari menantangku, udah macam angry bird. Bagaiman caraku untuk tebar pesona seperti yang lain coba? (Pasti pada ngebayangin... hehe).
Setelah berbagai macam persiapan, tiba menemui final yakni ujian. Di mana ujian saat itu memakai sistem pemerintah yang baru, kelulusan siswa berdasarkan nilai rata-rata bukan dari jumlah total keseluruhan. Peraturan ini memang sulit meskipun nilainya  rata-rata banyak yang tinggi, tapi jika ada satu mata pelajaran yang nilainya tidak memenuhi standar, ya sudah tidak lulus dan peristiwa yang memilukan ini benar terjadi di sini. Hampir separuh lebih siswa tidak lulus karena mengalami kasus yang demikian, termasuk aku. Pada saat itu standar kelulusan pada tahun 2004 sekitar 4,25. Aku tidak lulus di mata pelajaran matematika dan bahasa inggris, di situ kurang satu saja angka di belakang koma tetap  tidak ada ampun.
Tangis kami tumpah jadi satu. Bayangkan saja, sebagian besar yang tidak lulus siswa yang rajin turun ke sekolah, rajin ketika les sore dan yang mendapat peringkat di kelas, seperti temanku itu. Dia pintar, baik, dan tampan pula, banyak sekali wanita yang jatuh cinta padanya, tapi bagaimana lagi jika itu yang Tuhan kehendaki untuk kami, apa lagi saat itu aku rajin-rajinnya puasa Senin Kamis. Nah loh, pamer kalau puasa. Sekali lagi bukan pamer, hanya ingin berbagi jika lagi rajin-rajinnya ibadah ketika dapat ujian jangan semakin drop, apalagi merasa yang dilakukan itu sia-sia seperti yang aku rasakan dulu. Aku pikir dengan begitu akan memudahkanku dalam belajar, tapi hasil yang aku peroleh tidak sesuai. Hopeless banget, ada sedikit rasa protes sama Allah. Ya Allah bukannya saya sudah berusaha semaksimal mungkin, aku sudah  puasa, belajar, tapi kenapa tetap saja aku tidak lulus, jadi sia-sia donk pengorbananku selama ini? Tuh, aku dulu mikir semua itu sia-sia karena belum tahu cara Allah menolong hamba-Nya dari mana. Ibadah yang kita lakukan jika karena Allah tidak ada yang sia-sia, Allah punya rencana sendiri di balik semua itu. Dalam hatiku ingin sekali menjerit tapi tidak kuasa, aku hanya meneteskan air mata yang tiada henti. Saling menguatkan dengan temanku yang mengalami hal yang sama, bahkan ada sedikit rasa takut untuk pulang. Aku gak doyan makan, waktuku kuhabiskan hanya buat nangis doang, break ketika sholat. Hampir saja aku mogok sholat, tapi aku masih takut kalau Allah bisa lebih marah dari ini. Sesekali aku mengintip kertas yang kuremas-remas di bawah kolong tempat tidur, kondisinya memprihatinkan, nyaris hancur seperti batinku saat itu. Kertas yang bertuliskan kalimat tidak lulus itu ingin sekali kumusnahkan, namun tidak segera kulakukan. Aku hanya bisa memandang dari balik tempat tidur dengan menjulurkan kepalaku tepat di bawah kolong yang gelap, hidupku seperti mati, gelap seperti suasana kolong tempat tidur itu, mengerikan, menyeramkan, dan menyebalkan. Mereka berusaha membujukku untuk makan tetapi aku tidak bergeming. Nasi bungkus yang kubawa masih tergeletak di meja belajarku, tidak mungkin aku membanting nasi itu karena memang dia tidak salah, dia hanya ingin aku meraihnya. Terlihat sekali dia merana sendirian di antara barisan buku yang bertumpuk di situ.
Aku berpikir ini semua akan sangat memalukan bagi keluargaku, tapi Allah punya rencana lain untuk setiap hamba-Nya. Kami saat itu melakukan ujian susulan bagi siswa-siswi yang tidak lulus, sekitar dua minggu setelah pengumuman kelulusan. Kali ini aku berserah diri saja, tidak mau memaksa Allah harus lulus seperti pada ujian awal. Namun aku yakin Allah pasti  merencanakan sesuatu yang indah untukku di kemudian hari, tidak mungkin membiarkan hamba-Nya yang masih percaya pada-Nya dan memberikan sebuah penderitaan begitu saja, sepertinya itu tidak mungkin. Setidaknya aku tetap melakukan hal yang sama, menghambakan diri pada-Nya, belajar ikhlas dalam melakukan sesuatu seperti halnya ibadah tadi, harus ikhlas karena Allah. Belajar yang  tekun setidaknya itu sudah usaha yang kulakukan pada masa itu, soal lulus atau tidak biarkan Allah yang menentukan. Ringan sekali bebanku ketika aku pasrah. Kuserahkan  segala urusanku pada-Nya, tidak akan kujadikan beban dalam hidupku, anggap saja  sebagai kelulusan yang tertunda. Setelah kejadian itu aku terus belajar untuk lebih bersabar dan berusaha menerima apapun keputusan Allah, karena aku tidak memiliki cara untuk menolaknya, karena aku hanyalah seorang hamba saja yang harus siap dengan apapun keputusan Allah.
 Selang satu bulan dari tragedi tidak lulus massal tadi, saatnya yang ditunggu tiba, yakni pengumuman kelulusan beserta pengambilan ijazah bagi siswa yang mengikuti ujian susulan. Kami berbaris di halaman sekolah, mendengarkan arahan  serta pesan-pesan dari kepala sekolahku yang gagah itu, postur tubuhnya mirip dengan  Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, hehe.
Alhamdulillah meskipun tertunda, toh aku lulus juga. Pada saat itu banyak sekali teman-temanku yang tidak ada rencana untuk melanjutkan sekolah, justru mereka  menikah di usia yang sangat muda atau mungkin memang jodohnya sudah sampai. Sedangkan aku masih bingung melanjutkan sekolah ke mana?
Semua itu memang membutuhkan proses, tidak semua jalan itu mulus dan lurus-lurus aja. Ada di mana kita menemukan tikungan, ya kita mesti belok. Ada saatnya kita menemui lampu merah dan kita harus berhenti, seperti itulah gambaran perjalanan hidup kita. Gak selalu mulus pasti yang namanya kendala itu bakalan kita hadapi. Jika kita bisa melewati pasti ada lagi rintangan-rintangan yang lebih gede. Namanya juga hidup, mana ada yang anteng tanpa dicoba, yang namanya hamba-Nya Allah mesti siap sama yang namanya cobaan, karena Allah sudah nyediain jalannya tinggal kita mau lewat jalan Allah atau lewat jalan sebelah. Karena di balik kesulitan ada kemudahan yang tersimpan di dalamnya. La tahzan innallaaha maanna, Allah bilang jangan sedih karena ada Allah bersama kita. Cobaan seberat apapun itu datangnya dari Allah, asal kita minta Allah pasti beri karena itu sudah janji Allah “Memintalah kepadaku maka Aku akan beri”. Pasti pada mbatin, nulis doang mah gampang, udah ngejalanin apa belum? Nah dari situ mari kita sama-sama berlomba, bersaing untuk menuju jalannya Allah, jalan yang diridhoi Allah, yang terpenting bagi kita adalah mendapat keridhoan Allah, insyaa Allah kalau Allah ridho bakal baik. Nah, kalau pada ingin ngerasain coba jalankan saja. Aku belum bisa menjalani apa yang aku tulis itu, tapi kalau kalian sudah, itu yang keren dan luar biasa, makin kelihat cantik dan ganteng. Yang namanya minta sama Allah mah memang kudu dan harus, minta mah sama Allah saja jelas dikasihnya, meskipun waktunya kita gak bakal tahu. Contohnya, aku minta jodoh dari umur dua puluh dua tahun tapi sampai dua puluh enam tahun belum dikasih, hehe. Yang penting terus minta aja jangan sampai mikir, sedikasihnya loh, entar Allah kasih protes lagi, hehe. Mungkin Allah lagi menyiapkan orang yang luar biasa buat aku, dia (red: calon imamku) masih diumpetin sama Allah, entar kalau udah saatnya pasti akan terjadi. Lagi-lagi kita harus sabar dan tersenyum meskipun di hati rada nyesek sih, ya belajar ikhlas. Ikhlas memang berat.... banget tapi ayook semangat ada Allah

Thursday, December 10, 2015

Antara matematika dan kakak ipar


Setelah pengumuman di tangan, kami bersiap untuk memasuki sekolah yang baru, yakni SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), dari persiapan seragam  putih biru hingga keperluan yang lain. Rasanya bahagia sekali sudah tidak mengenakan seragam  merah putih, berasa lebih gedean gitu meskipun sebenarnya yang berubah masih terletak pada seragamnya saja. Pikiran dan badanku tetap kecil, belum ada perubahan. Di SLTP ada kakak iparku yang menjadi guru, jadi sedikit beban saja bagiku. Keadaan ini akan sangat menyulitkan bagi kami sampai-sampai di rumah pun aku memanggil bapak, meskipun sering dimarahi tetap saja sulit untuk mengubahnya.
 Harus belajar jika untuk memanggilnya kakak, serumit mata pelajaran yang ia ajarkan, apalagi kalau bukan  matematika. Jujur sih, pelajaran itu pelajaran yang paling aku tidak suka. Aku lemah di perhitungan, seperti yang sering kuucapkan ketika aku belum disekolahkan Aku takut bodoh kalau gak sekolah karena memang dasarnya aku bukan anak yang cerdas, tapi seperti yang kita tahu ya siapapun berhak menikmati pendidikan. Memang bukan hanya orang cerdas, orang-orang lemah perhitungan pun masih punya kesempatan jika ada kemauan. Mata pelajaran yang sulit bukan untuk dijauhi, ya meskipun aku tidak suka dengan matematika tapi aku tidak menjauhi. Aku berusaha mencintai tapi tetap gak bisa cinta, mungkin di samping pelajaran yang rumit aku sangat segan sekali dengan kakak iparku, jadi semakin membuat dilema. Bahkan sekali pun ada pekerjaan rumah aku tidak berani hanya sekedar datang ke rumahnya untuk menanyakan rumusnya. Lebih baik aku kerjakan di rumah sejadinya dan kalau sudah tiba di sekolah aku barter sama temanku yang lumayan cerdas gitu. Aku tidak berani sama sekali pada saat itu dan yang bikin greget kakakku itu selalu menyuruhku maju untuk mengerjakan tugas di papan tulis.
 Aku tahu  maksudnya itu baik, beliau mengajariku untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Karena kami sangat menjaga hubungan keluarga ini sampai-sampai banyak guru yang tidak tahu jika kami saudara, namun beberapa tetap saja ada yang tahu. Sekolah ini sangat menyenangkan, banyak sekali teman-temanku, aku sangat menyayangi mereka. Ada beberapa teman dekatku  sangat dekat dan akrab.
 Bagaimana perasaanmu jika kamu bersekolah di tempat yang sama dengan kakak iparmu mengajar, seru? Bahagia? Was-was? Kalau aku sih lebih ke was-was, ya jelas itu yang aku rasakan. Aku gak mau aja kita sudah mati-matian cari nilai sendiri entar dituduhnya kerjasama lagi atau minta nilai, kan gak jantan benget. Aku lebih percaya diri mendapatkan nilai lima dari hasilku sendiri ketimbang ngarep dikasih. Aku tahu kakakku juga, dia gak bakal ngasih nilai sembarangan bahkan tak jarang aku dapetin nilai yang gak banget karena aku memang gak suka matematika.
 Tapi setidaknya ada salah satu pelajaran yang aku senangi. Kalau sudah jamnya pelajaran geografi aku bahagia banget, hatiku berbunga-bunga. Bukan karena naksir gurunya, tapi aku hobi mempelajari negara-negara di seluruh penjuru. Entah kenapa aku favorit banget sama negara spanyol. Menurutku negara itu sangat menarik untuk dipelajari, apalagi Spanyol kan negara peradaban muslim. Tempat yang ingin kukunjungi di sana salah satunya adalah Andalusia, Cordoba. Katanya di sana ada bangunan masjid yang berubah jadi gereja, terus katanya juga masjid itu hanya dijadikan sebagai tempat wisata. Aku masih penasaran sampai saat ini meskipun aku sudah membaca di berbagai artikel mengenai negara peradaban itu. Sedih dan sampai netesin air mata. ”Enggak... Aku gak drama.” Kalau mengusut cerita tentang peradaban muslim di Spanyol memang terenyuh dan membuatku sedih pokoknya. Ditambah lagi tim favoritku, Real Madrid juga ada di Spanyol, dari Dani Pedrosa sampai Marc Marques, loh kok lari ke GP?
Oke, balik lagi ke Geografi. Di samping materi-materi yang tersaji sangat menarik, aku suka gurunya juga soalnya gak galak jadi ngalir aja dan bisa untuk diterima. Apa lagi saat memasuki bab tentang sejarah kepemimpinan Nelson Mandela. Berjuang untuk si kulit hitam, manusia yang luar biasa, menurutku Pak Nelson keren banget. Berkat beliau kulit hitam bisa dihargai. Gak seperti aku, kulit hitam yang cemen yang bisanya dikalahin doang, yang bisanya dijadiin tempat sampah sama temen-temennya, dihina-hina kerana kehitamannya, cuma bisa mewek sambil putus asa. “Kenapa aku hitam?”  
 Di saat yang lain asik dengan berbagai kisah cintanya, aku masih tetap jadi anak yang polos, iya mereka sering bilang gitu. Tapi anehnya aku dulu justru sakit hati dan nyesek banget waktu dikatain polos. Bayangkan saja kain atau kertas yang polos kan tidak ada warnanya, kurang cantik kan... Seolah mereka itu meledekku bahwa hidupku tidak berwarna, tidak cantik, tidak indah, lebih mengarah ke cupu alias culun punya, bahasa kerenya sih katanya begitu. Karena seringnya diledekin cupu dulu kalau lagi di rumah, aku suka ngadep ke cermin, lama-lama seabari kusenyum-senyumkan bibirku, aku manyun-manyunkan berulang kali hingga manyun beneran.
 “Sebegitu jeleknya kah diriku?” Aku ngomong sama cermin, alhasil cerminnya rada eneg juga dipantengin lama-lama sama aku. Bosen dia, masa iya tiap boring curhatnya ke cermin. Tapi tetap berusaha semangat ceritanya, bagaiamana pun juga kita kan harus mensyukuri yang namanya pemberian dari Allah. Allah itu kasih tanpa kita minta loh, bayangkan saja betapa Maha Pemurahnya Allah. Coba kalau kita beli berapa harga oksigen yang harus kita bayar, bangkrut-bangkrut deh. Sekali pun orang kaya gak bakal bisa bayar. Tinggal mensyukuri saja terkadang kita susahnya minta ampun, masih saja protes. Iya aku tahu karena aku sendiri suka begitu, hayooo, jujur saja akui perbuatanmu nak... hehe. Kita harusnya terima kasih sama Allah, bukannya Allah diprotes melulu. Allah yang tahu kemampuan kita kok, jadi yang dikasih untuk kita ya sesuai kemampuan kita juga, so mari bersyukur.
     

Tuesday, December 8, 2015

Ujian Sakit



Ketika itu kami melakukan apel Senin, terdapat suatu keanehan ketika petugas bendera mengikatkan bendera, tiba-tiba bendera itu terbang dengan sangat kencang hingga terjatuh. Kami semua bingung terutama guru-guru yang ada dalam upacara saat itu. Setelah upacara selesai kepala sekolah menegur petugas supaya lebih hati-hati. Selang sehari dari kejadian itu kami mendengar kabar bahwa Bapak Soeharto lengser.  Mungkin kejadian itu sedikit pertanda, tapi aku juga tidak bisa memastikan karena hanya opini dari kami saja. Sekali lagi hanya opini loh ya... kita-kita yang di sini saat itu nebak-nebak gak jelas gitu dari kejadian tersebut.
Belum aku menyaksikan secara langsung, eh bapak presiden sudah lengser. Mungkin bukan nasib baik kami, baru saja jadi warga sini sudah tidak bisa merasakan enaknya seperti orang-orang yang lebih dulu. Tapi kan tidak mutlak, karena itu hidup kan terus berjalan jadi tetap jalani lah apa yang sudah ada. Kalau lagi ngomongin soal keinginan, inget sekali saat itu aku hobi banget nonton kartun kapur ajaib, itu yang tokoh utamanya Rudy Tabuti. Kebayang kan kalau hidup kita itu seperti hidupnya  Rudy. Mau apa saja tinggal digambar apa maunya kita pakai kapur ajaib. Keren kan kalau kita bisa gitu? Tapi apa iya kita mau jadi kartun? Ya... gak lah. Kita manusia ya manusia saja jangan sampai berpikir seperti Rudy ya, memang sih itu kapur dijual di toko-toko terdekat paling banter buat ngilangin kutu sama semut dan sejenisnya.
Kurang lebih empat tahun sudah aku tinggal di sini dengan berbagai kenangan yang tidak bisa dilupakan. Banyak deh pokonya dan aku sangat ingat sekali suka-dukaku  hidup di zamanku, sedih deh pokoknya kalau ingat, soalnya hidupnya anak sekarang itu sudah beda banget sama zamanku pada saat itu. Hemmm, sok yess nih ceritanya. Aku dan teman-temanku menghabiskan masa remaja muda kami lebih banyak di permainan tradisional yang sudah jarang kutemukan sekarang, bahkan dari jenis jajanan juga sudah  beda  lahh.  Hobi kami saat itu jika setelah mengaji kami menonton  televisi  ke tempat tetangga yang sedikit berada, seperti nonton di bioskop gitu, nontonnya rame-rame. Pada saat itu lagi booming-nya serial Jin & Jun, Jini Oh Jini, dan lain-lain. Kalau mandarin booming banget serialnya F4 yang sampai sekarang pun terkadang masih ditayangin tuh di salah satu stasiun televisi swasta. Sampai segala macam keperluan sekolah pun berbau  F4 deh  pokoknya, seru abis itu.
Kalau pulang kami saling mengejek dan saling kejar, seolah hidup tidak ada beban. Sehabis sekolah kami bermain di sungai untuk berenang tanpa pelampung sekali pun dengan berbagai gaya, gaya udang rebus, nila tergelincir, sampai gaya ikan mas koi kedip-kedip. Sama yang namanya kelelep itu sudah makanan hari-hari sampai kulit kita-kita hitam dan  bisa digambarin. Nah sekarang sudah kejawab kenapa aku hitam begini, ya karena suka berenang di sungai. Percaya gak percaya sih, tapi mungkin memang itulah penyebab dari tragedi kulit hitam yang melekat erat di dalam diriku.
Ujian akan segera tiba tapi aku justru terkena penyakit cacar air. Badanku  menguning dan dipenuhi cacar, menjijikkan sekali. Seketika aku menjerit saat terbangun dari tidur, seakan tidak percaya melihat tubuhku penuh oleh cacar. Aku menangis sejadi-jadinya, tidak peduli air mataku bakalan terkuras gara-gara nangisin cacar. Berbagai macam obat diberikan mereka untukku, hingga cacar itu total keluar, dari obat medis sampai nyolong jagung tetangga. Sedikit kriminal ya, tapi lucunya ketika ayah mau memetik jagung tetangga yang katanya disuruh nyolong itu, justru janjian lebih dulu. Siapa yang dibohongi  coba, sebenarnya bingung juga. Satu rumah hanya aku yang terkena. Alhamdulillah sih, jadi mereka bisa fokus ngurusin aku. Saat ujian  sekolah pun aku masih sakit. Dengan menahan rasa sakit, aku dibonceng ayah untuk pergi  ke sekolah dengan sepeda butut ayah yang sedikit berbunyi. Ketika tiba di sekolah ada beberapa teman yang  prihatin tapi tetap saja ada yang tega mengejek. Aku ingin menangis rasanya ketika mereka mengejekku. Aku tak berdaya di samping menahan  rasa sakit di tubuhku, aku juga mersakan sakit hati, masih saja tega mereka mengejek orang sakit. Tapi alhamdulillah ujian sekolah bisa kulalui meskipun, aku dalam keadaan sakit dan  alhamdulillah-nya lagi ketika Ujian Nasional aku sudah sehat dan sedikit fokus untuk mengerjakan soal. Detik-detik menunggu pengumuman kelulusan kami berfoto untuk ijazah ke kecamatan Mantangai bersama wali kelas menggunakan  kelotok. Di sini masih kurang  mendukung pada saat itu,  jadi jauh-jauh ke kecamatan hanya untuk berfoto. Itulah nikmatnya perjalanan hidup yang serba tidak ada, jadi kita merasa puas dengan apa yang kita lakukan dan lebih mensyukurinya. Hidup ini bukan tanpa perjuangan dan kesabaran, kedua hal tersebut saling mengisi untuk menjalani hidup yang akan terus berjalan.
Allah menciptakan kita bukan tanpa alasan dan juga tidak ada yang sia-sia, masing-masing kita sudah memiliki peranan untuk dijalani. Kita ingin hidup kita lebih baik? Pastinya kita berusaha sungguh-sungguh untuk mengubahnya. “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan  sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; Dan sekali-kali tidak ada pelindung manusia selain Dia.” (QS. A-Ra’ad: 11).
Allah maha tahu, Allah tahu usaha kita, Allah tahu niat baik kita, tidak ada yang luput dari pandangan-Nya. Sekali pun Allah menguji kita dengan keburukan pasti Allah akan menolong kita dengan kebaikan yang Allah miliki. Positive thinking sama Allah saja and keep smile. Lakukan segala sesuatu dengan lillaahita’ala, semua karena Allah supaya bernilai ibadah apapun itu, yang pasti ya bukan melakukan kejahatan ya. Hal sepele yang paling kecil pun jika kita niatkan karena Allah, insyaa Allah bernilai ibadah. Orang kerja gak salah, orang kuliah gak salah, dan masih banyak lagi, gak ada yang salah, insyaa Allah tidak ada yang sia-sia semua itu jika kita lakukan karena Allah, niatkan lillaahita’ala.
Have to choose, kita punya pilihan antara yang baik sama yang buruk, tinggal kita pilih yang mana. Kata bang Raditya Dika namanya juga hidup. Tuhan yang nentuin, kita yang jalanin, orang lain yang ngomentarin. Hehe... memang begitu, kan?

Monday, December 7, 2015

Goodnight Lehrer

selamat malam, kamu di situ yg selalu aku rindu... Semoga harimu selalu menyenangkan.. Maaf sampai saat ini aku masih mencintaimu..semakin kupaksakan untuk meluapkanmu semakin aku lelah dan tak ada kuasa untuk melakukan itu... Tidak bisa ku jelaskan bagaimana bisa terjadi... Satu hal yg pasti aku sangat menyayangimu sekalipun rasa sayang ini tidak sepenuhnya kumiliki... Sekalipun namamu ku sebut berulang kali..tidak mungkin kau rasakan itu karena aku tahu kau tidak memiliki rasa yang sama denganku... Aku seharusnya sadar dari balasan chat tanpa emote tertawa seperti dulu lg itu menandakan kamu bosan sama aku..tapi itu tidak cukup membuatku berhenti mencintaimu. Seharusnya aku peka saat kauengacuhkan sebuah pin yg bertengger cukup lama dalam keadaan sia-sia..aku tahu itu bahkan aku sadar siapa aku, namun itu semua belum cukup membuatku begitu saja membencimu...anna uhibu, semoga harimu menyenangkan... Aishiteru sensei...

Sunday, December 6, 2015

Hanya sekedar mampu merindukan

Aku ini siapa? Pertanyaan itu pantas ku lontarkan pada diriku sendiri ketika aku mulai berharap tentangmu... Aku tidak ada apa-apanya ketimbang wanita-wanita cantik itu yg barang kali bisa membius hatimu... Aku nikmati cinta dalam diam ini dengan senyuman saat aku tahu kamu bahagia... Selamat atas apa yg telah kamu capai hari ini alhamdulillah kamu bahagia... Aku hanya mampu berucap syukur dari sini dari tempat yg tidak engkau ketahui bahkan tidak sedikitpun terlintas di benakmu. Maaf jika diam-diam aku memperhatikanmu... Karena hanya itu yg bisa kulakukan.. Aku ini siapa? Wanita miskin yg tidak mungkin kau perhitungkan, aku hanya mampu sekedar merindukanmu....mencintaimu dalam diam..menatapmu dari kejauhan...tersenyum lezat ketika kau merasakan gembira.... Cinta ini kurasakan sendiri... Cinta ini kurasakan sendiri tanpa ada timbal balik...namun tak mengapa jika ini memang yg tertulis untukku... aku tetap bahagia sekalipun Kau tak merasakan cinta ini karena ini dari-Nya.. Semoga bahagia ya habibie ...namamu selalu terbentang dalam hamparan sajadahku...namamu selalu ku sebut dalam bait doaku...Selamat malam pria shalehku semoga Allah senantiasa bersama dalam gerak nafasmu...

The best Enemy

Semakin lama semakin banyak sekali temanku. Mereka ada yang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan masih banyak lagi, berbagai macam suku seperti lirik lagunya Project Pop. Di sinilah berkumpulnya bermacam-macam suku, mau suku apa saja ada. Udah persis taman mini, bedanya di sini manusianya bukan rumah adatnya. Temanku Dini dan Yanti tidak sedekat dulu lagi, bahkan Dini pindah dari sini. Aku memang memiliki teman baru, tapi aku tetap sulit melupakan keseruan yang pernah kujalani bersama Dini dan Yanti. Teman baruku suka banget berantem. Mereka suka banget memusuhiku tanpa sebab, terkadang hanya gara-gara saling tulis nama yang dijodoh-jodohin terus di antara kedua nama itu dilingkari love (bentuk hati), padahal mudeng juga gak love itu apaan, yang jelas saling ejek aja gitu misal begini “Chica dan Wahyu”, terus digambar love di pinggirnya, kalau sudah gini wah siap-siap perang ke tahap selanjutnya. Padahal aku gak berani banget buat ikutan nulis-nulis itu, eh namaku yang suka ditulis di papan gede banget. Mending kalau yang dijodoh-jodohin itu cakep, lah ini kadang yang gak banget gitu, jadi pengen nangis tahu gak merasa terhina banget, padahal cuma ditulis gitu doang. Tapi meskipun begitu ya namanya anak-anak tetap saja setelah itu berteman meskipun terkadang mereka keterlaluan. Masa iya bukan aku yang melakukan, main labrak sembarangan, katanya aku nulisin nama dia dengan teman cowok kami juga di buku, terus buku beserta tulisan itu disodorkan ke aku, jelas-jelas itu bukan tulisanku. Sambil menahan tangis aku berusaha menampik meskipun suaraku tidak didengar, gayaku saat itu persis banget sama anak yang terlantar dimarahi ibu kos karena gak bisa bayar. Aku dibentak-bentak, ya nangislah. Entah kenapa memang nasib atau takdir. Sebenarnya sih sakit hati, tapi bukannya sabar itu lebih baik? Jadi aku mencoba bersabar meskipun mereka memusuhiku. Karena di antara orang-orang yang jahat masih ada orang yang baik, begitu pun sebaliknya. Jadi sesakit apapun hati ini tetap saja berusaha kuterima apalagi kalau sampai ibuku tahu, justru aku yang dimarahi, aneh ya? Mungkin kita berpikir aneh, gimana gak aneh, yang anaknya siapa yang dimarahi siapa? Gondok sih sempat berpikir kenapa ibuku lebih sayang sama anak tetangga? Sudah anaknya dimusuhi dimarahi pula, coba bagaimana gak sedih, di mana tempat mengadu? Mungkin kalau anak sekarang sudah nampang status di FB, Twitt, BB dan kawan-kawan dengan judul “anakmu bukan anakmu, mereka adalah putra sang fajar”. Status ngambek kan ceritanya, janganlah ya. Ternyata tujuan ibu seperti  itu mengajari kita untuk bersikap bijak dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap apa yang  kita perbuat, maksudnya gak cemen, gak cuma bisa ngumpet di ketek mama, kan  tengsin. Meskipun ibu tahu kita gak salah tapi ibu memberi tahu secara pelan-pelan supaya kita anak-anaknya bisa menerima dan mengerti. Memang tegas sih ibu, apalagi masalah  ibadah, adehhhh... bawel. Tapi balik lagi semua itu dilakukan untuk kita.  Dengan begitu kita tahu bahwa bermusuhan itu gak baik. Ibuku selalu mengajari dan membekali sifat sabar, dan kita tidak boleh memusuhi orang dalam keadaan apapun. Kata ibuku, tidak ada yang bisa mengalahkan kesabaran, yuksss jadi orang sabar. Nih seperti penggalan ayat al Qur’an surah Ar-rad ayat 24 “(sambil mengucapkan) selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu... maka alangkah nikmatnya sesudah itu”.  Intinya sabar itu indah lah bagi siapa saja yang mau bersabar.
Ada kejadian lagi. Saat itu siang bolong, saat matahari benar-benar di atas kepala, sinarnya menyirami seluruh tubuh mungil kami. Terasa menyengat hingga butiran keringat berjatuhan, namun tidak membuat kami mengurungkan niat untuk bermain. Aku dan beberapa temanku bermain di sekitar pabrik tahu tetanggaku, tak ketinggalan adikku pun ikut serta bersamaku. Kami berlomba mengumpulkan botol cuka yang terlantar di sekitar pabrik, jelas mereka lebih banyak dapatnya ketimbang aku.
“Itu banyak kok gak kalian ambil?” tanyaku polos saat melihat botol cuka itu berserakan.
“Gak ah buat kamu saja, kami sudah banyak kok,” mereka serempak menjawab sambil saling senyum. Aku langsung memburu botol itu diikuti oleh adikku di belakang, berjalan berseok sembari tertatih, sedangkan aku semakin mempercepat langkahku tanpa berpikir panjang lagi, yang ada dalam pikiranku hanyalah mereka baik banget masih menyisakan boto-botol itu untukku. Kakiku terus melangkah hingga memijak tanah yang berwarna putih kecoklatan, alhasil kakiku terendam hingga ke lutut. Aroma bau pun terus tercium seiring kakiku melangkah, ternyata itu adalah ampas tahu, bahasa kerenya sampah lah. Mereka puas terbahak-bahak menertawakanku yang semakin terlihat oneng. Aku sedih saat melihat wajah polos adikku yang juga ikut terjebak di dalam rencana jahat mereka. Adikku berada tepat di belakangku karena dia terus mengikutiku, begonya lagi masih aja aku ikutan main sama mereka itu tanpa berpikir kejahatan yang mereka perbuat. Bukan berati gak bisa melakukan apa-apa, tapi ya gak mau saja sih memperpanjang dan memperkeruh keadaan. Mungkin lebih tepatnya aku itu penakut, di samping males berantem. Di sisi lain Aku ada rasa takut jika teman-temanku itu tiba-tiba memusuhiku lagi seperti yang sudah-sudah, dan dia itu ngumpulin teman sebanyak-banyaknya untuk memerangiku. Wow, perang? Iya, kebayang kan  nyaliku ketika itu sampai-sampai adikku sendiri dihasut untuk ikut sama mereka. Anak kecil, tapi itu sangat menyakitkan juga bagi anak kecil. Mikirnya gak bisa berbuat apa-apa kalau tidak ditemani, sedikit tertekan sih dengan keadaan  itu. Aku gak mau cerita sama orang tuaku, ya itu tadi aku yang bakal dimarahi apalagi aku membiarkan adikku  ikut bersama mereka untuk memusuhiku. Aku benar-benar tidak ditegur dan ditinggalkan ketika pulang sekolah, aku sendirian, yang bikin sampai sekarang sedih adalah di saat keluargaku salah paham. Mereka pikir aku yang meninggalkan adikku dan ikut bersama mereka untuk memusuhi adikku. Sakit rasanya tapi aku sulit menjelaskan itu semua.  Mereka seolah  tidak percaya dengan ceritaku. Banyak hal yang tidak kuketahui sebabnya, tiba-tiba satu kelas teman perempuanku menjauhiku. Aku hanya diam dan tidak tahu apa yang harus kuperbuat?
Kembali lagi sabar aja, tapi tidak salah juga kalau mau nangis, yang  kulakukan saat itu juga menangis, apa lagi di pikiran anak kecil saat itu. Tapi tetap sabar gak usah dilawan dan pada akhirnya mereka sendiri yang datang pada kita untuk menegur kita lagi. Jelas bahagia sekali rasanya jika kita tidak saling bermusuhan.
Kata Rasulullah kan batas tidak berteguran itu tiga hari, jadi kalau ada yang lagi berantem jangan lama-lama gak teguranya. Eh gak usah berantem-berantem kali yaa... Lebih indah kalau kita saling menyayangi. Ya memang tidak menutup kemungkinan kesalahpahaman itu pasti terjadi, tapi bagaimana kita menyelesaikan itu semua supaya tidak terjadi konflik yang berat. Terkadang masalah yang sepele saja memang bisa menjadi penyebab tumpah darah loh, jadi  lebih hati-hati saja, be carefull guys. Apalagi kalau usia masih sangat dini seperti yang aku ceritain, rentan juga terkadang bisa menimbulkan tekanan sendiri bagi yang dimusuhi, istilah kerenya bully. Bisa bikin gak betah sekolah loh! Sempat dulu aku mikir begitu, tapi dengan dorongan keluarga, orang tua yang penuh pengawasan di sekitar kita insyaa Allah yang namanya tekanan dari sekolah tidak begitu menjadi masalah. Hati-hati juga terkadang permusuhan si anak bisa merembet pada orang tua dan yang lucunya itu si anak sudah berteman tapi orang tuanya masih sewot-sewotan, jangan ya....
Itulah, yang namanya bermusuhan adalah hal yang paling aku tidak suka sebenarnya. Akan kujadikan musuh terbaik siapapun yang memusuhiku, karena dengan begitu akan membentuk karakter dan kepribadian yang sedikit sabar meskipun itu tidak gampang. Marah sih iya lah pastinya, tapi belajar perlahan untuk menguranginya. Kalau aku cenderung takut sih kalau dimusuhi, apalagi pada saat anak-anak, hemm... takut gak ditemani soalnya. Jadi takut, ditambah memang tidak bisa melawan, ya sudah mereka merasa menjadi pemenangnya gitulah pokonya.       

Tuesday, December 1, 2015

Mimpi yang tertunda


 Disaat yang lain sibuk memilih, menentukan jurusan apa yang akan mereka ambil untuk melanjutkan pendidikan di salah satu universitas-universitas. Aku Cuma bisa nyengir kuda, emang kuda doang yang bisa nyengir terus kambing, kerbau, sapi? itu beberapa binatang mamalia. Intinya siapa saja bisa nyengir apa lagi Aku nyengir banget, melihat semua memiliki planing yang mantap untuk kelangsungan hidup mereka. Boro-boro buat planing panjang, untuk kegiatan esok hari  saja Aku gak kepikiran mau ngapain. Saking pasrahnya, gak berani nuntut. Lagian apa yang bisa di tuntut dari orang tua yang selayaknya mendapat bantuan dari anak-anaknya. Jadi keinginan untuk kuliah di pinggirin dulu, gak di buang, jangan di buang entar susah mungutinya kalau sudah berbaur dengan mikro organisme, eh keren lagi bisa di uraiakan hehe.... tentuya keinginan untuk kuliah itu sangat luar biasa. Siapa yang gak ingin punya gelar sarjana, banyak teman, ketemu orang-orang hebat wihhh impian banget pokoknya.
 Waktu berlalu, belum berlalu banget sih seminggu habis ujian Aku ambil kursus komputer atas dasar saran orang-orang terdekatku. Siapa yang gak bahagia? jingkrak-jingkrak setelah dengar kabar ini. Tapi sedihnya Aku jadi merepotkan masku, kakakku yang satu itu bakal ngambek kalau gak mau nurutin apa maunya dia, iya sih keinginan itu baik. Supaya adiknya gak ketinggalan jauh dari teman-teman seusianya. Alhasil Aku pun berangkat dengan beberapa bekal yang ku bawa, mewek karena harus pisah sama mereka semua ya meskipun hanya sebulan tapi kerasa banget rindunya.
 Aku tinggal bersama sepupuku yang kuliah di Akademi keperawatan, banyak sekali temanya. Aku sering di ajakin hangout bareng sama teman-temanya mbak Anna minum ronde, pedas-pedas manis. Dengan culunya Aku hanya bisa senyum-senyum tunduk, duhh nuansa pedesaan kian terasa jika Aku hadir diantara banyaknya orang. Melihat mahasiswa-mahasiswi AKPER, keinginan kuliah semakin menggebu serindu tanah yang mengering merindukan hujan. Aku juga ingin seperti orang-orang itu, orang-orang yang bisa menikmati segala apa yang mereka impiakan, cita-citakan.
 “Heyyy.... kamu kuliah di AKPER aja coba, kamu kan tinggi” celoteh mbak Anna sembari nyetrika seragam putihnya.
 “Hehe...duhhh serem ah Mbak, aku paling ngeri lihat luka. Entar yang ada
  Aku malah pingsan, bukan menolong pasien” kalimat itu yang mampu ku keluarkan, siapa coba yang gak ingin, tapi duitnya dari mana?
 “Iya sih...musti kebal kalau masuk di kesehatan, aku sudah biasa lihat yang
   begituan....sudah gak ngefek lagi, sekalipun jorok sih luka-luka itu.” Kali ini Mbak Anna sudah siap dengan pakaian dan kerudungnya yang baru selesai Ia kenakan, terlihat ayu dan good looking deh.
 “Hehehee....” lagi-lagi Aku nyengir, kurang kreatif sih tapi hanya itu yang bisa kulakukan sementara ini.
 Tujuanku ke kota Air memang kursus, masih sebatas kursus dan Aku harus menekuninya, supaya gak sia-sia pengorbanan mereka untukku. Aku memang sedih gak bisa kuliah seperti apa yang aku impikan selama ini, namun di sisi lain aku juga cukup bahagia bisa kursus di kota air.
 Ngambang dan sempat gak ada tujuan mau kemana dan harus kemana, sebulan setelah kursus. Alternatifnya adalah membuat surat lamaran kerja ke perusahaan-perusahaan terdekat. Nah di sela-sela menunggu panggilan tiba-tiba ada kabar baik dari temanku. Ada penerimaan tenaga kontrak langsung dari pusat dan harus membuat surat lamaran yang di tujukan langsung ke pusat jakarta sana, dalam bidang pertanian. Jeda waktunya memang sangat mepet sekali, tiga hari sebelum lebaran, aku berusaha semaksimal mungkin dan semampunya. Dan alhamdulilah itu membuahkan hasil dengan proses yang panjang aku di terima, alhamdulilah.
 Tapi gak sampai disitu, aku musti ngalamin yang namanya kejutan hebat. Kejutan yang sampai sedikit ganggu apa lagi kalau tidak surat keputusan yang menyatakan bahwa aku harus bertugas di tempat yang sangat jauh dari tempat tinggalku. Keadaan di sana masih primitif maksudnya masih jarang yang bisa memakai bahasa indonesia, jadi aku musti maksa belajar bahasa dayak ngaju, itu gak mudah bahkan aku sering kehabisan modal hanya cengar-cengir tuh...nyengir lagi. Setahun aku jalani hidup di tempat yang menurutku sangat luar biasa itu sebelum aku mengurus mutasi. Harapanku setelah mutasi aku bisa kuliah begitu juga menurut teman-temanku mereka sangat menyarankan itu mumpung telatnya baru setahun ujarnya. Mendengar pernyataan teman-teman aku semakin menggebu tanpa kusadari kondisi ekonomi keluargaku. Dengan berat hati aku musti menarik ulur niatku tersebut dan berusaha menguburnya dalam-dalam meskipun tidak semudah itu. Aku musti kredit kendaraan untuk menunjang pekerjaanku sebagai pekerja di lapangan, mana ada angkot/angkutan umum di ujung desa. Selama tiga tahun kendaraan itu baru lunas/selesai masa pengkreditan. Selama itu aku musti gigit jari dan tidak ada harapan untuk kuliah sedangkan usia semakin bertambah, semakin tua.
 Kredit kendaraanku nyaris selesai saat itu juga Adikku menikah perihnya bertambah. Menangis tanpa air mata, sakitnya tepat di ulu hati. Sesakit-sakitnya, sesedih-sedihnya, mau gak mau aku harus terima semua kenyataan pahit itu. Saat itu usiaku sudah 22 tahun hampir 23 tahun. Mungkin air mata gak bisa mewikili semua rasa sedih itu sampai-sampai air mata itu mengering dengan sekejap namun batinku terus di hujani air mata yang mengendap di relung hati. Berontak dan teriak yang tidak dapat kulakukan.
 Sesulit itu untuk mewujudkan mimpi, di tahun berikutnya pun belum ada aroma aku bisa kuliah bahkan juga menikah. Berasa ingin menghilang dari peredaran tapi kan, tidak mungkin. Setelah imipian itu nyaris hilang dan lenyap termakan kesedihan yang teramat dalam. Aku berusaha kembali membangun puing-puing harapan akan mimpi indah itu. Aku berusaha bangkit perlahan merangkak menyusun kekuatan yang sudah tercerai berai, hingga puingan itu hampir membentuk sebagai kekuatan yang pasti, tapi.... musti ada tapinya lagi. Aku musti nyekolahin BPKB Kendaraanku untuk mengembalikan uang Ibuku yang kupakai membeli sebuah notebook. Setahun lagi aku harus membayar angsuran BPKB, huft.... lelah rasanya tapi berusaha aku jalani dengan nyengir kuda iya karena hanya nyengir yang membantuku menutupi segala amukan/amarah yang bergejolak di dalam hatiku.
 Dengan sabar aku menunggu waktu itu berakhir, sempat berfikir jika jodohnya yang datang lebih dulu pun tidak masalah. Mengingat usia sudah 23tahun cukup bahkan sangat cukup untuk membina rumah tangga, meskipun masih memiliki beberapa sifat kekanakan tapi sebenarnya siap. Alhasil sekalipun dengan penuh kesiapan jodoh pun belum kunjung tercium baunya. Berusaha sabar dan tersenyum semanis-manisnya untuk menutupi manyun yang berkepanjangan. Yang jelas niat baik itu masih tertata apik di dalam daftar mimpuku setelah aku bangkit kembali dari keterpurukan yang sempat membuyarkan mimpiku.
 Selesai sudah penantian panjang untuk melunasi BPKB yang di gadaikan saatnya mengumpulkan sedikit-demi sedikit uang untuk modal mendaftar kuliah, semangat yang tak kunjung padam. Namun lagi-lagi impian itu harus tertunda, berhubung nenek sakit keras aku dan keluarga menjenguknya. Mana mungkin aku bisa mendaftar. tapi keyakinan itu masih kuat bahwa aku masih punya mimpi itu.
 Aku mulai menyusun strategi lagi, sebuah impian yang tertunda musti di wujudkan. Entah itu kapan meskipun mulai tidak ada harapan, hati sudah mulai kosong, campur aduk dengan hal lain yang mematahkan semangat hidup antara di tanyain kapan nikah sama ledekan yang beraroma pernikahan. Sedihnya kebangetan, di samping pengen kuliah yang ada aja halanganya eh soal  jodoh juga nambah masalah.  Semakin hari semakin perih aja rasanya, tapi kalu di masukin ke hati bisa boncel-boncel juga hatinya. Jadi berusaha tarik nafas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang kian menguasai hati.
 Setelah halangan yang datang bertubi-tubi akhirnya aku berhasil menabung untuk biaya pendaftaran yang tidak sedikit untuk ukuran aku seperti aku yang sering krisis rupiah. Aku sudah punya gambaran dimanakah aku akan masuk, aku masuk di sebuah universitas islam kalimantan selatan. Sembunyi-sembunyi supaya orang-orang di sekitarku gak ngeledek, gitu juga dari teman-temanku yang biasanya banyak koment. Tapi sayang rahasia itu tercium juga dari awal-awal aku masuk.  Yasudah di telen bulet-bulet aja apapun perkataan mereka, tentunya beragam ada yang mendukung, yang ngeremehin dengan alasan-alasan abstrak juga ada yang Cuma nyengir nah loh nyengir lagi hehe. Namun intinya Aku bahagia bisa kuliah sekalipun usiaku sudah 25 tahun . Aku merasakan suasana baru, teman-teman baru yang luar biasa menyenangkan, sekalipun terhambat toh aku bisa kuliah juga. Jadi kalau kamu punya keinginan sekecil apapun simpan di dasar hati supaya kamu gak bakal lupa. Kamu niatkan, kamu yakin sama keinginanmu sendiri. Kamu percaya bahwa Allah melihat usahamu karena Allah gak pernah tidur.