Friday, March 18, 2016

cinta karena Ridha-Nya

salam rindu untukmu yang Ku rindu, semoga kebahagiaan senantiasa menyertaimu. Aku tahu, sekalipun aku disini merindu hebat padamu tapi kau disana tak sedikitpun memikirkan aku.... Itulah resiko mencintai dalam diam. Aku dan kamu sama² Hamba Allah, tak mungkin kupaksa nalurimu untuk memiliki rasa padaku, kecuali Allah yang menyentuh hatimu untukku. Sungguh itu semua kuasa-Nya. Jikapun kelak kau benar² tidak di perkenankan untukku.... Aku harus Ridha dg keputusan Allah. Mungkin ada orang yang lebih baik daripadamu. Namun maaf untuk saat ini Allah masih mengujiku dengan rasa cinta ini padamu sekalipun itu pedih aku tetap berusaha mempertahankan cinta ini agar kelak tidak ternodai, karena keridhaan-Nyalah yang lebih baik dari apapun :) tak perlu kau cemaskan akan rasaku ini, karena ini tak akan mengganggumu kecuali hanya akan menghadirkan air mata kerinduan yang sulit untuk terima. Hanya itu,iya hanya itu ..... Karena harapanku adalah cinta karena Ridha-Nya.

Saturday, March 12, 2016

Who am I

who am I ....?
Akulah orang yang selalu berharap segalanya tentang kamu. Bisa kau kenali, kau anggap, setidaknya sedikit peduli terhadapku. Aku selalu berharap andai kita di perjumpakan, kau tersenyum melihatku...... tapi sayangnya aku hanya mampu melihatmu dari tempat yang tidak pernah kau tahu..
who am I ....?
Aku bukanlah siapa-siapamu, yang tak jarang menyisihkan waktu hanya sekedar untuk mengingatmu, menyebut namamu dalam celah hembusan nafas saat tiba-tiba merindukanmu, yang meneteskan air mata karena tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya mencintai dari kejauhan.
Who am I ...?
Akulah sang perindu, yang selalu merindukan perjumpaan denganmu, seseorang yang ingin kau sayangi, ingin kau cintai dalam Keridhaan-Nya.
Who am I ....?
Aku seorang Hamba yang kini sudah merasa letih dan lelah kecuali hanya mampu berserah, menyerahkan kembali cinta ini pada-Nya... Karena perih, cemburu terkadang menghampiri sedangkan aku bukanlah siapa-siapa untukmu.

Thursday, March 10, 2016

Aku mencintainya Karena-Mu

Ya Rabbi.... Kau coba aku melalui perasaan ini, sungguh aku tidak dapat malakukan apapun kecuali menguntai namanya dalam sebuah Do'a yang ku persembahkan pada-Mu....
Aku tak bisa sembunyi dan berlari untuk menghindari takdir-Mu, sepahit apapun selelah apapun akan ku coba untuk menerimanya dengan senyum yang mengurai air mata....
Ya Rabbi, kami tinggal di kota yang sama namun untuk melihatnya jarang kau perkenankan untukku... Aku tahu inilah cobaan yang harus aku jalani, bahkan kami tidak pernah saling bersapa, namun sedalam ini kau simpan rasaku padanya. Aku tidak mengeluhkan ini namun terkadang perih itu menghampiri saat hati benar-benar merindukanya tapi tak ada satupun yang dapat kuperbuat demi menjaga cinta ini tetap suci.
Ya Rabbi, terkadang rasa ini menyiksaku, hatiku terluka ketika menyadari kenyataan yang terjadi, aku selalu menyebut namanya dalam lantunan Do'a... Mungkinkah dia tahu? Atau justeru dia telah menyebut nama lain dalam Do'anya...
Ya Rabbi jika kelak ini menyakitkan untukku, ku mohon dengan perlahan hilangkan rasa ini padanya, hapuskan harapanku padanya, pada seseorang yang tidak mengenaliku, Aku tidak menolak takdir-Mu namun berharap sesuatu yang indah setelah ini. Terimakasih akan rasa indah pada pria shaleh itu, terimakasih Ya Rabbi Engkau telah mengajariku makna kesabaran untuk mencintai dalam diam, merindukan dalam keheningan, Aku mencintainya karena-Mu, maka jika kau telah hilangkan rasa ini tak mungkin aku mampu memaksanya. Meski saat ini rindu ini membuncah, doaku terus mengalir untuknya sebagai perwujudan rindu ya kian parah.. Aku tidak bisa berbuat apapun kecuali menerima takdirmu untuk mencintainya. Mencintai dalam diam.

Tuesday, March 8, 2016

Muhammad Al-Fatih



Kalau saja Mahmed II hidup kembali dan melihat kondisi pemuda saat ini, mungkin ia sudah geleng-geleng kepala tak habis pikir.
Ah, betapa kualitas kita dan dirinya terbentang amat jauh!
Di saat kebanyakan pemuda berumur 21 tahun sudah angkat dagu, bangga bisa taklukkan hati wanita, Muhammad Al-Fatih sudah mampu taklukkan Konstantinopel!
 Di saat para pemuda bersenang-senang habiskan umur 8 tahunnya dengan menghafal lagu-lagu orang dewasa, Muhammad Al-Fatih sudah hafalkan seluruh ayat Al-Quran dalam kepalanya.
 Di saat para pemuda masih bingung dengan mimpinya, tidak tahu akan jadi apa, "let it flow" katanya, Muhammad Al-Fatih sudah bertekad dengan lantang sejak kecil, "Ayah, aku ingin menaklukkan konstantinopel!"
Di saat para pemuda begitu mudah mengeluh, merasa punya segudang masalah dan tekanan hidup, lalu menganggap hidupnya akan berakhir sia sia, Muhammad Al-Fatih sudah dibebankan amanah yang begitu besar bahkan sejak ia lahir ke dunia.
 Ia menjadi tumpuan harapan tiga generasi akan takluknya konstantinopel, janji yang diucapkan Rasulullah ratusan tahun silam. Ia menjadi harapan dari 6 abad perjuangan para pendahulu.
Bayangkan! harapan 600 tahun perjuangan para pendahulu dibebankan pada pundaknya! Ah, tapi sedikitpun ia tak gentar, tak mundur barang sejengkal!
 Di saat para pemuda habiskan waktunya untuk bersenang-senang, maraton film, nongkrong berjam-jam, Muhammad Al-Fatih memilih tingkatkan kemampuan fisik dan mengisi otaknya. Ia kuasai teknik bela diri, memanah, berkuda, berenang, strategi berperang, Ilmu fiqh, hadis, Astronomi, dan matematika. Ia juga menguasai banyak bahasa; Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani.
Di saat para pemuda dengan mudah hancur mentalnya ketika direndahkan atau dihina orang lain, Muhammad Al-Fatih punya hati seluas samudera, mental sekuat baja. Tak terhitung berapa banyak orang yang merendahkannya saat ia diangkat menjadi Raja pada umur 19 tahun, "Bocah ingusan!" katanya. Dari musuh hingga orang kerajaan sekalipun meremehkan kemampuannya. Tapi ia lebih memilih memberi bukti nyata.
Di saat para pemuda habiskan air matanya untuk kekasih hati yang tidak jelas, Muhammad Al-Fatih memilih habiskan air matanya untuk memohon ampunan dan panjatkan harapan. Sejak baligh, tak pernah satu malam pun ia lewatkan salat Tahajud. Ialah Pedang Malam, yang selalu diasah dengan tulus ikhlas.
 Di saat para pemuda lupa dan meninggalkan Tuhan, "nanti saja kalau sudah tua" fikirnya, Muhammad Al-Fatih tak sekalipun pernah meninggalkan Allah dalam tiap urusannya. Ia miliki 250ribu pasukan yang tak sekalipun pernah meninggalkan salat wajib. Ia laksanakan salat Jumat sebelum menyerang Konstantinopel. Salat terpanjang dalam sejarah, 4 km membentang dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di utara! lalu gema takbir bersahutan, menggetarkan, menjadi semangat saat menggempur lawan!
Di saat para pemuda kehabisan cara dan ide-ide cemerlang untuk meraih mimpinya, Muhammad Al-Fatih tak kehabisan cara, bahkan yang menurut orang lain gila.
Yang ia hadapi ialah Benteng Byzantium! Dibatasi laut dengan pagar rantai besi, terbuat dengan teknologi terhebat pada zamannya, tak mampu ditembus selama 11 abad.
Kokohnya Benteng Byzantium tak membuat Ia kehilangan akal. Tak bisa menyebrangkan 70 kapal lewat laut, ia lumurkan minyak pada ratusan gelondongan kayu, lalu jalankan seluruh armada kapal melintasi bukit hanya dalam satu malam!
Hoila!
Pagi hari menjelang, musuh kaget bukan kepalang. Benteng Byzantium yang selama 11 abad tak terhancurkan, hari itu telah mampu ditembus!
Lalu saat ini,
kita sadar akan bentang yang amat jauh antara kualitas pemuda saat ini dan di zaman Muhammad Al-Fatih. Kita juga sadar akan ketinggalan yang amat jauh yang harus kita kejar.
"Kaki anak Adam tidaklah bergeser pada hari Kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang apa yang telah dia lakukan dengan ilmunya." (HR. Tirmidzi)
 Masa muda akan dimintai pertanggungjawabannya bukan?
Sumber
 Muhammad Al Fatih 1453, Felix Siaw

4 mins · Public
More