BUKIT
BATAS
Kisahmu harimu ku tahu semua tanpa kau berujar aku selami gerakmu
guraumu kemasan raga tanpa kau sadari aku pahami cinta mungkin inilah cinta
apapun lagumu aku jiwai cinta mungkin inilah cinta tanpa kumiliki rindu terasa bukan
tak percaya diri tapi aku tahu diri biarkanku memelukmu tanpa memelukmu
mengagumimu dari jauh aku menjagamu tanpa menjagamu menyayangimu dari jauh....
Dari tadi Molly asyik menyanyikan lagunya Tulus.
Sembari sesekali melirik Farhan yang juga asyik dengan lagu di phonselnya.
Molly itu demen banget sama Farhan, siapa coba yang nggak kepincut secara Dia itu anaknya smart, cool, dan masih banyak lagi. Untungnya
Aku si nggak termasuk salah satu fans
Farhan...Ciee ella Fans. Saingan Molly itu banyak banget bejibun antrianya itu
ngalahin antrian BBM di pertamina ketika harga BBM naik.
“Ciieee dari hati banget nyanyinya
niii” Ujarku sembari meliriknya.
“Tapi Dia nggak bakal dengar juga
secara Dia saja asyik sendiri gitu”
Molly manyun, Aku hanya tersenyum melihatnya.
View sekitar perjalanan menuju bukit
batas ini sangat indah sekali tempat ini terletak di daerah Riam Kanan Banjarmasin. Mataku tak hentinya bermain menyusuri setiap sudut
tempat ini. Ada saat dimana ingin sekali Aku turun dan merenung sejenak untuk
melukiskan keindahan yang saat ini
menyatu dengan imajinasiku. Aku ingin duduk di bebatuan itu untuk menuliskan
segala harapan dan mimpiku.
Semilir Angin sore sekitar bukit ini menerpa wajahku memasuki satu demi satu
pori-pori tubuhku untuk menyampaikan kesejukanya dan rasa dingin yang mulai kurasakann hingga kita-kita sampai di tepi sungai untuk
segera melanjutkan perjalanan lagi
menuju pulau pinus dan
bukit batas untuk menghabiskan
malam disana bersama semua teman-teman satu Fakultas khususnya anak Faperta semester lima.
“Farhan tunggu....” Aku berlari kecil
mengejar Farhan yang sudah lebih dulu berjalan di depanku.
“Iya kenapa sya...Kamu takut ya naik kelotok?” Farhan menatap mataku.
Aku berusaha mengalihkan pandanganku, Aku tidak mau kalau tiba-tiba saja Aku
terjangkit penyakit Molly dan tiba-tiba jadi Fans Farhan...oh no.
“Hehe iya...Molly juga takut, makanya
kita berdua mau dekat sama Kamu. Katanya
Farhan jago renang gitu”
“Oh boleh-boleh....Follow me” Farhan bergegas perlahan melangkahkan kakinya menuju kelotok yang akan kita naiki satu rombongan.
Aku dan Molly mengikuti Farhan. Kita berdua saling pandang dan cekikikan
pastilah Molly bahagia banget. Tidak sia-sia Dia menyanyikan lagunya Tulus
mengagumimu dari jauh akhirnya Dia bisa dekat sama Farhan.
“Ayoo...” Farhan mengulurkan tanganya
untuk membantu kami menaiki kelotok tersebut di saat yang lain saling
berebutan. Namun Aku menyuruh Molly lebih dulu tidak mungkin Aku mengecewakan
sahabatku dengan meraih tangan Farhan
lebih dulu. Molly sudah duduk cantik didalam giliran Aku deh yang masuk tetaplah
dengan bantuan Farhan.
“Makasih ya Far.... Siapa lagi yang
kita andalin kalau nggak Kamu” Aku memulai percakapan kali ini sembari mataku terus menyusuri keindahan pemandangan
bukit dan sungai yang menghijau.
“Sama-sama santai saja”Sahut Farhan tersenyum . Tetap dengan gaya cueknya,
sebenarnya Dia itu super duper cuek tapi baik hati dan suka menolong asalkan
orang itu bisa respect sama Orang lain dalam arti kata tidak sombong lah yaa.
“Farhan suka sama musik nggak?” Tanya
Molly sembari memainkan phonsel di tanganya. Kesempatan banget pokoknya Kali
ini saingan Molly banyak yang tidak ikut serta jadi bisa dekat-dekat dengan
Farhan leluasa.
“Ohh suka kok” Lagi-lagi Farhan
tersenyum.
“Musik genre apa?”
“Instrumental jazz, Brian culbertson
favoritku kenapa Moll?”
“Nggak sih pengen tahu aja Far....”
. Disaat Molly dan Farhan mulai asyik berdua Aku pun asyik memandangi gelombang
sungai yang sangat jernih itu tanpa
menghiraukan teman-temanku yang lain. Ingin sekali Aku menyelami sungai ini,
pulau-pulau kecil yang tertata dengan rapi, hijau, dan menyejukan sekali. Menurut cerita tempat ini
dulu perkampungan yang di tenggelamkan, legenda sih. Entah betul atau tidak yang pasti tempat ini very awesome and
beautifull.
Tak berapa lama setelah kita tiba
dipulau pinus tiba-tiba hujan mengguyur
begitu derasnya tanpa ampun dan tanpa kompromi sebelumnya. Salah juga tadi
nggak tanya dulu sama pihak BMKG hehe.... Semua berhamburan mencari tempat berteduh, inilah saat dimana
Aku terpisah dengan Molly. Kulihat Molly dari kejauhan berteduh dengan Farhan.
“Asya.....” Suara itu kudengar dari
balik punggungku, perlahan Aku menoleh. Jantung ini kembali tidak stabil dan hampir tidak bisa ku kendalikan tiap Rafi berada di
sampingku. Lelaki itu sudah dua tahun mengganggu
hidupku tanpa Ia sadari. Tapi serapi dan sebisa mungkin Aku mengemas perasaan
ini hingga tidak ada yang mengetahuinya termasuk Rafi sendiri.
“Rafi.... Gimana dong hujan?” Ku coba
menutupi segala rasa yang berkecamuk ini dengan mengajaknya berbincang.
“Iya nih...tapi tetapkan mau naik
kebukit batas?” Tanya Rafi menatapku sembari tersenyum.
“Iyaaa Lah...”
“Molly mana?” Celetuk Rafi sontak
membuat jiwaku sedikit bergetar.
“Oh Molly...itu Dia sama Farhan” Jari
telunjuku mengarah dimana Mereka sedang berteduh.
“Ohh...” Jawabnya singkat setelah Ia
melihat Molly bersama Farhan. Aku tidak bisa menterjemahkan wajah Rafi entah
ada sedikit rasa kecemburuan atau kekesalan
terhadap Farhan. Bukan Rahasia lagi Rafi sama Farhan memang terkenal berebut posisi sebagai Idola
Kampus tapi itu bukan maunya mereka itu
maunya fans-fans cewek mereka termasuk
dari Fakultas lain. Entah mungkin ada faktorX yang keluar dari diri mereka sehingga mampu membius
anak-anak kampus lagian mereka berdua aktif di organisasi jadi bukan hal yang aneh lah ya...kalau mereka lumayan famous gitu di kampus. Terutama
Farhan yang pembawaanya itu cool.
“Kamu kenapa bengong?” Dia
mengagetkanku dengan sedikit menyentuh jemariku. Ada rasa kesal saat itu namun
disisi lain bahagia Aku bisa berdiam
diri denganya dalam waktu yang cukup lama.
“Lantas....?” Jawabku malas-malasan.
“Ahh nggak lucu...” Rafi mengacak-acak
kepalaku. Perlakuan Dia itu membuat semakin
menambah daftar pertanyaan dihatiku. Apa maksudnya, tidak tahukah Dia
jika Aku merasakan sesuatu yang tidak mampu Aku ungkapkan. Ahh semakin perih
rasa ini.
Tanpa disengaja Kita berempat membuat
regu mendaki. Entah kebetulan atau memang takdir, sedikit menggelitik sih
melihat Rafi sama Farhan bisa jalan bareng seperti ini. Sebenarnya Mereka tidak
bermusuhan tapi selama ini jarang sekali Mereka sama-sama hampir tidak pernah
malah. Kecuali terpaksa menyelesaikan
Tugas dalam satu kelompok, tetap itupun
jarang. Kali ini Aku menyaksikan sesuatu
yang luar biasa itu di sini di tanjakan
bukit batas yang licin dan penuh terjal sehingga harus kerja keras untuk
mendakinya serta rintik hujan yang terus menemani sepanjang perjalanan menuju
puncak bukit batas.
“Dingin...?” Farhan mendekatiku,
disitu Aku mulai merasakan hal berbeda dari biasanya.
“Banget Far....” Ku manyunkan bibirku
untuk menahan rasa dingin ini.
“Sini.....” Farhan memberi tanganya
padaku. Aku terperangah dilema sekali ini kenapa harus Aku yang di perlakukan
demikian olehnya.
“Ayo licin banget jalanya ....entar
jatuh lagi...” Ucap Farhan sembari
meraih lenganku. Aku nggak tahu harus bilang apa. Disisi lain Aku dan Molly saling
pandang sakitnya rasa ini. Apa yang sebenarnya terjadi. Perih saat Aku
melihat Rafi menggenggam jemari Molly dan mungkin seperti itu yang Molly
rasakan saat melihatku bersama Farhan. Kami hanya saling pandang
dalam kebekuan suasana ini. Suasana yang dingin semakin
membuat dingin keadaan. Bibirku seakan terkunci dalam kebisuan ingin rasanya
Aku menjerit.
Sesak rasanya dada ini, Aku tak
sanggup berontak air mata ini perlahan mengalir
menyatu dengan air hujan yang membasahi
pipiku melihat Molly dengan Rafi yang terlihat sangat melengkapi itu.
“Sya pegang yang erat....” Teriak
Farhan, Aku terkejut spontan menggenggam jemarinya. Aku dan Farhan terperosok
kebawah. Alhasil kita berdua blepotan Aku dan Farhan langsung tertawa meskipun badanku
rasanya pegelnya minta ampun. Molly, Rafi, dan teman-teman yang lainya sudah
sampai lebih dulu. Molly tersenyum kecut membalas senyumanku. Aku mendekatinya
sedikit tertatih sikap Molly mulai berubah sama Aku. Dia lebih dingin dan cuek
dengan apa yang terjadi denganku bahkan Dia tidak menanyakan darah yang ada di
lenganku. Aku tahu ini semua karena Farhan... tapi Dia tidak tahu jika
hatikupun teriris saat melihat Dia
bersama Rafi... Dia tidak tahu itu, Aku tidak sanggup membendung air
mataku...Aku berlari menjauh dari mereka semua, menuju sebuah pohon kecil di atas bukit batas yang seolah
tahu apa yang sedang ku rasakan Dia menyapaku memercikan butir air hujan
yang tersisa di dedaunan yang sedikit berwarna keemasan oleh pantulan sinar
mentari senja. Air mata ini terus memaksa mengalir hingga Aku tidak menyadari
berada dimanakah Aku saat ini. Kutatap
sinar mentari itu yang mulai sedikit redup hampir tergantikan oleh gelapnya malam.
“Kamu kenapa?” Tiba-tiba Farhan duduk
disampingku.
“Bagus banget pohon ini makanya Aku pengen lama-lama duduk disini”
Jawabku sembari menyapu air mataku yang tersisa.
“Nangis...Kenapa? Siapa yang bikin
Kamu nangis?” Farhan semakin membuat Aku ingin menangis lagi..
“Nggak...sudah sore...mari kita menuju
tendaaaa...” Aku bergegas pergi menuju tenda.
“Tendanya siapa? bikin juga nggak
malah bengong disisni...” Ucap Farhan dari kejauhan Aku berlari sembari
menutupi kedua telingaku. Kudapati Molly yang sedang duduk bersama Rafi dan
teman-teman lainya. Tuhan sakit sekali rasanya sampai kapan rasa ini terus berlabuh pada hati
yang tidak bisa untuk memilikinya...
“Molly...” Panggilku sembari
kulambaikan tangan. Molly tak bergeming untuk mendatangiku Dia hanya tersenyum
dari kejauhan.
Aku harus bisa menerima ini...Menerima
segala bentuk apapun sikap Molly padaku karena sesungguhnya Dia tidak tahu apa
yang sebenarnya terjadi....Farhan tetap untuk Molly Aku tahu itu. Tapi tidak dengan Molly...Dia tidak perna
tahu jika Rafi adalah seseorang yang Aku
inginkan selama ini. Secara tidak langsung Dia juga tega melukai perasaanku...
Cerita cinta jajar genjang di bukit batas yang penuh dilema. Let it flow.....
Entah dihati siapa masing-masing cinta itu Akan berlabuh.
BIODATA
NARASI PENULIS
SITI ALAM SYATUL. M, lahir di
kalimantan tengah tinggal di kabupaten
kapuas memiliki berbagai akun sosmed
seperti facebook dengan nama : Chiity Syecher Maniia juga twitter @mynamechiity
dan email : mynamechity@gmail.com
No comments:
Post a Comment