Saturday, October 22, 2016

PATAH


"Apa ini, kenapa semua ini terjadi," tangis weni chandran  semakin menjadi, membelah malam yang sunyi.
"Boleh aku katakan sesuatu padamu," Drhuv beringsut semakin mendekat
"Apalagi dhruv, apakah semua ini kurang jelas.." butiran bening itu berjatuhan dari sudut Mata weni chandran.
"Iya, aku tahu! Tapi bukankah tidak seharusnya kamu bertingkah berlebihan seperti itu" dhruv membuang muka, matanya menerawang Bintang-Bintang kecil yang bertaburan di langit malam...
"Berlebihan yang seperti apa maksudmu. Jelas aku sangat cemburu ketika membaca kalimat itu. Kalimat mereka berdua dhruv, Raman menjemput wanita untuk pergi bersama. Kau tahu siapa wanita itu, dia Siswinya yang baru saja lulus. Kau tahu bagaimana kacaunya aku saat mengetahui semuanya.... semua tentang mereka dhruv.
"Tetapi untuk apa semua itu wen, kamu siapa? Sebagai teman aku hanya mengingatkan padamu, jangan berbuat gila...." dhruv bangkit dari tempat duduk
"Maksudmu? Gila?" Weni sangat geram menatap dhruv
"Kamu harus ingat wen, kalau dia itu tidak pernah tahu siapa dirimu, lalu untuk apa kau habiskan air matamu untuk seseorang yang bahkan saat ini pun mungkin sedang menghabiskan waktu bersama muridnya untuk pergi ke tempat yang sangat romantis."
"Cukup dhruv, kau mau temanmu ini semakin sakit mendengar kalimatmu itu...
"Iya! Supaya kamu sadar kalau yang kamu rasakan itu salah. Dia tidak peduli denganmu wen, tidak pernah... dia tentu mencintai muridnya yang selalu pergi bersamanya, menghabiskan waktu bersamanya...lalu untuk apa dirimu...." dhruv benar-benar meninggalkan weni seorang diri
"Dhruv tunggu..." weni mengejar dhruv dengan susah payah, namun sahabatnya itu tetap mempercepat langkahnya untuk menjemput miheka istrinya.
"Dhruv benar, aku sudah gila, aku kehilangan akal telah menyia2kan waktu untuk memikirkan seseorang yang tidak pernah memikirkanku," weni menyeka air matanya... berjalan pelan, langkahnya terhenti saat melihat Raman turun dari mobil ertiga miliknya bersama dengan seorang wanita yang sangat muda dan cantik, seluruh tulang weni melemah. Ia termangu melihat semua itu dari balik orang-orang yamg berlalu lalang di tepi taman kota air.... hatinya hancur dan berusaha membunuh dan melupakan omong kosong selama ini.

No comments:

Post a Comment